Senin, 19 Januari 2015

Karya Ridwan Kamil

 
Warga kota Bandung menaruh harapan besar pada Walikotanya, Ridwan Kamil, untuk mewujudkan kota yang makin tertata, nyaman dan menarik. Bandung yang sudah dikenal sebagai kota kreatif, kota wisata, kota mode, dan juga kota pendidikan akan makin berkembang. Ridwan Kamil, yang telah dipilih warganya sebagai walikota memiliki potensi untuk mewujudkan itu. Dengan latar belakang pendidikan di bidang arsitektur, Ridwal diharapkan dapat menata kota ini makin artistik dan ramah lingkungan. Ridwan Kamil menyelesaikan pendidikannya di bidang arsitektur di univeristas terkemuka,  Institut Teknologi Bandung. Pendidikan S-2 (post graduate) di University of California, Amerika Serikat di bidang tata kota.

Rumah Botol
Ridwan Kamil juga dikenal sebagai arsitek kelas dunia, merancang berbagai bangunan di banyak negara.  Arsitektur karya Ridwan Kamil senantiasa unik. Misalnya saja, ventilasi rumahnya, ia banguan dengan bahan botol bekas minuman sebanyak 30 ribu botol. Ia ingin menunjukkan bahwa sampah juga dapat diolah menjadi karya yang indah.
 
Masjid Al-Irsyad
yang dirancangnya di Kotabaru Parahyangan, Bandung Barat, dikukuhkan Top 5 Best Building of The Year 2010 oleh ArchDaily, dan menjadi satu dari 25 masjid terindah di dunia versi Complex Magazine. Ridwan Kamil  menjadi satu dari dua orang (yang satunya adalah Walikota Barcelona) yang mendapat penghargaan “Urban Leadership Award” dari Universitas Pennsylvania. Dalam waktu 9 tahun terakhir, Ridwan Kamil telah meraih 35 penghargaan.
Dengan pengalaman dan kemampuan seperti itulah warga Bandung menaruh harapan besar kepadanya. Ridwan Kamil yang usianya masih relatif muda, lahir di Bandung 4 Oktober 1971, diharapkan memiliki berbagai ide kreatif dan inovatif dalam membangun kota. Dalam mewujudkan impiannya, mewujudkan Bandung sebagai kota kreatif, nyaman dan ramah lingkungan, Ridwan mengajak segenap warga kota untuk berpartisipasi. Karena dengan itulah impian itu dapat diwujudkan. Sebagaimana prinsipnya: hidup adalah udunan (kolaborasi).

Museum Tsunami Aceh 
Sempit itu gelap gulita. Di sisi kiri dan kanannya ada air terjun yang mengeluarkan suara gemuruh air, kadang memercik pelan, kadang bergemuruh kencang. Sesaat suara-suara itu mengingatkan kembali pada kejadian tsunami 26 Januari 2004 yang melanda Banda Aceh dan sekitarnya. Itulah suasana yang menyambut kita saat memasuki "Rumoh Aceh Escape Hill", bangunan monumental berbentuk epicenter gelombang laut, Museum Tsunami Aceh, yang baru saja dibuka oleh Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Irwandi Yusuf di Banda Aceh, Senin (10/05/2011) lalu.
M Ridwan Kamil, sang arsitek museum merancang ruang tersebut untuk mengingatkan kita pada suasana tsunami, sebelum kita memasuki ruang-ruang selanjutnya yang juga sarat dengan makna. Kita pun dibawa pada sebuah perenungan lebih dalam melalui ruang The light of God. Ini adalah sebuah ruang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya ke atas sebuah lubang dengan tulisan arab “Allah” dengan dinding sumur dipenuhi nama para korban. Ruangan yang mengandung nilai-nilai religi cerminan dari Hablumminallah (konsep hubungan manusia dan Allah).
Tampilan interior Museum Tsunami Aceh ini merupakan tunnel of sorrow yang menggiring ke suatu perenungan atas musibah dahsyat yang diderita warga Aceh sekaligus kepasrahan dan pengakuan atas kekuatan dan kekuasaan Allah dalam mengatasi sesuatu.
"Rumoh Aceh Escape Building" yang dibangun di atas areal 10.000 meter persegi ini mengambil ide dasar Rumoh Aceh, rumah tradisional orang Aceh yang merupakan rumah panggung. Lantai pertama museum merupakan ruang terbuka sebagaimana rumah tradisional Aceh, disebut sebagai escape hill, sebuah taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan sebagai salah satu antisipasi lokasi penyelamatan seandainya terjadi banjir atau tsunami di masa yang akan datang. Tempat ini disebut juga the hill of light, karena di tempat yang dipenuhi tiang tersebut pengunjung juga dapat meletakkan karangan bunga mengenang korban tsunami 7 tahun silam.

Tak hanya itu, unsur tradisional lainnya diterjemahkan dalam eksterior bangunan museum. Tarian Saman sebagai cerminan Hablumminannas (konsep hubungan antar manusia dalam Islam) didistilasi ke dalam pola fasade bangunan.
Desain "Rumoh Aceh Escape Hill" karya M Ridwan Kamil ini memenangkan sayembara lomba desain museum tsunami Aceh tahun 2007 lalu, menyisihkan 68 desain lainnya. M Ridwan Kamil adalah dosen Arsitektur ITB dan ketua Bandung Creative City Forum. Bersama Urbane (Urban Evolution) sebagai jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain yang dia dirikan pada tahun 2004, Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil banyak menghasilkan karya arsitektur di berbagai negara seperti di Singapura, Thailand, Bahrain, Cina, Vietnam, Uni Emirat Arab dan tentu saja di Indonesia.
Beberapa contoh proyek yang ditangani Emil diantaranya seperti Marina Bay Waterfront Master di Singapura, Sukhotai Urban Resort Master Plan di Bangkok, Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar, juga District 1 Saigon South Residential Master Plan di Saigon. Sementara di Cina ada Shao Xing Waterfront Masterplan, Beijing CBD Master Plan, dan Guangzhou Science City Master Plan.
(Sumber : Internet)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA KARYA ANDRA MATIN (PART 2)

KARYA KARYA  ANDRA MATIN (PART 2) Binus School Bekasi / Arsitek Andra Matin Text description provided by the architects.  Defined largely by...