Arsitektur
mediterania ini memiliki ornamen sederhana yang mengutamakan
kenyamanan. Arsitektur mediterania terinspirasi dari bangunan-banguna
Italia dan Spanyol. Bentuknya yang dinamis dengan penataan massa
bangunan menyebar pada rumah dengan lahan yang luas, meskipun ada
juga rumah bergaya mediteranian dengan komposisi bentuk yang kompak,
untuk rumah pada lahan yang lebih terbatas. Tampak (fasad) bangunan
memiliki balkon-balkon yang menonjol dengan jendela memiliki ukuran
lebih kecil dan sedikit.
Untuk
desain interior dengan langit-langit yang umumnya langsung mengekspos
struktur atap dan tidak terlalu tinggi. Untuk bangunan bertingkat
langit-langit memperlihatkan langsung struktur lantai. Tapi di
Indonesia umumnya masih menggunakan plafond, baik pada bangunan satu
lantai maupun rumah bertingkat. Hal ini dikarenakan persepsi sebagian
besar orang Indonesia yang menganggap sebuah rumah belum
lengkap jika tidak memiliki plafond. Memiliki ruangan dengan ukuran
luas yang lebih efisien, tidak berlebihan namun tata letak ruangan
masih tetap terpisah-pisah menggunakan pemisah masif seperti dinding. Penggunaan
bahan bangunan pada gaya arsitektur mediternian umumnya menggunakan
bahan bangunan yang natural, seperti kayu dengan finishing mate atau
dof, besi tempa (wrough iron), penutup lantai keramik berjenis rustic
dengan nat yeng lebar 4-7 mm, batu alam berwarna muda (cream,
beige) meskipun banyak juga yang menggunakan cat sebagai finishing
eksterior terutama interior. Ciri-ciri
bangunan Mediterania memang sesuai bagi daerah-daerah yang beriklim
panas. Keberadaan arsitektur Mediterania merupakan jawaban atasnya.
Keindahan tradisi Mediterania dengan karakter bangunan yang
berdinding tebal untuk melindungi panas disiang hari namun tetap
hangat dimalam hari.
Jendela-jendela
kecil untuk menahan hawa panas, serta taman yang terlindung secara
privacy di dalam bangunan merupakan ciri khusus gaya arsitektur
Mediterania yang telah berkembang secara berabad-abad. Setiap wilayah
di Mediterania, mempunyai perjalanan sejarah dan keunikan budaya
lokal tersendiri. Namun ada beberapa hal yang kerap dijumpai,
sehingga dapat dianggap karakter umum arsitektur Mediterania, yaitu:
- Kolom dan unsur lengkung yang berakar pada arsitektur klasik Yunani-Romawi pada jendela, pintu dan portico.
- Teras, selasar lebar ataupun court yard yang dilengkapi fountain menjadi cara untuk membuat suhu tetap nyaman. Ruang luar merupakan perluasan dari ruang dalam. Dimanfaatkan sebagai ruang duduk atau ruang makan.
- Alam menjadi inspirasi pemilihan material finishing lantai, dinding dan plafond. Dinding dibuat dengan tesktur kasar, terkesan alami. Iklim panas,kering,sering tanpa hujan membuat penggunaan atap datar atau atap miring nyaris tanpa teritis.
- Sinar matahari kuat di kawasan Laut Mediterania diimbangi dengan penggunaan warna tegas. Yunani, mempunyai ciri paduan biru dan putih. Terinspirasi dari birunya laut Mediterania, dan putihnya awan diatasnya. Afrika Utara, mempunyai ciri warna yang terinspirasi dari warna padang pasir ataupun warna tanah di Delta Sungai Nil.
- Dan ada wilayah yang terinspirasi oleh warna landscape di Mediterania, seperti merahnya anggur, kuningnya bunga matahari, dan hijaunya pohon cypress.
Desain
rumah
dengan gaya mediterania memiliki bentuk dan struktur yang
khas biasanya terkesan rumah
mewah.
Selain itu, konsep mediterania juga kaya akan warna.
Warna yang biasanya selalu dipakai dalam desain
ini adalah warna-warna tanah.
Gaya
mediterania merupakan
salah satu seni arsitektur
yang berkembang. Gaya ini adalah perkembangan dari bentuk arsitektur
vernakuler muncul dari negara-negara pesisir laut mediterania.
Arsitektur
mediterania juga banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam dan eropa.
Hal tersebut dapat dilihat dari ciri bentuk lengkungan pada pintu,
jendela, teras, dan selaras lebar yang membuat suhu di dalam
ruangan rumah
bergaya mediterania tetap terasa nyaman.
Ciri
khas desain
mediterania lainnya
yaitu terlihat dari elemen dinding
yang dibuat dengan tekstur kasar dan terkesan alami. Sedangkan dari
segi warna, gaya mediterania banyak menggunakan paduan warna-warna
yang tegas dan tampil natural. Ya, pada arsitektur
mediterania, dinding-dindingnya lebih banyak didesain dengan
permainan warna-warna alami, misalnya terakota. sumber :
rumah-modern.com
Unsur
Pendukung Rumah Konsep Mediterania
Berikut
adalah elemen pendukung dalam suatu arsitektur
bangunan
mediterania yang diambil dari dombe-bunting.com
:
Kolom,
Kolom pendukung yang
sering digunakan adalah kolom yang terbuat dari batubata, sebagai
bagian dari kolonade biasanya mengelilingi patio, kolom satu dengan
yang lain dihubungkan dengan balok berbentuk semi sirkular (arches)
dilengkapi dengan mahkota dan alas kolom sederhana.
Pilar
adalah kolom vertikal dari batuan, kayu atau metal yang berfungsi
struktural
(konstruksi)
dalam arti memikul beban atap, atau hiasan saja (ornamentasi). Pilar
menjadi salah satu pemerkuat ciri gaya arsitektur Mediterania,
sebagai bagian penting dari gaya ini.
Pilar-pilar
sesungguhnya dari Mesir dan Yunani-Romawi merupakan bagian dominant
pada muka bangunan (facade),
sangat vocal dan memiliki
kesan kemewahan bangunan-bangunan besar. Hiasan (ornamentasi) pada
pilar adalah aturan baku dengan tiga jenis aturan (dalam aturan
klasik/classical order
Yunani-
Romawi),
yaitu aturan Doric, aturan
Ionic, serta
aturan Chorintian. Pada
gaya arsitektur Mediterania di Indonesia, pilar muncul sebagai pilar
sesungguhnya yang berfungsi struktural, atau hanya hiasan saja. Pilar
biasanya berbentuk bulat panjang dan dihiasi permukaannya dengan
hiasan yang mirip dengan aturan-aturan Yunani-Romawi tersebut, atau
hiasan yang didesain sendiri, dibuat mirip-mirip dengan aslinya.
Kadangkala pilar malah berpenampang segiempat. Pilar biasanya
menopang bagian portico, balkon atau carport
dengan model tympanum
di atas-nya.
Atap,
Atap
bangunan di Mediterania menggunakan atap miring, baik pelana (dua
sisi) ataupun limasan (empat sisi), kuda-kuda kayu dan genteng tanah
liat berwarna terakota, teritisan pendek atau tanpa teritisan sama
sekali.
Atap
pada gaya arsitektur Mediterania di Indonesia bervariasi antara atap
pelana, atap limasan, atau kombinasi keduanya. Kuil Thesseion di Athena Yunani, unsure pilar dan tympanum
sangat dominan.
salah
satu peninggalan Romawi, Colosseum, yang mengetengahkan barisan kolom
dan lengkung yang artistic biasanya berteritisan pendek, sedangkan
jendela-jendela diberi pelindung dak beton.
kebanyakan
bangunan
menggunakan tritisan yang dalam (deep eaves). Genteng yang menutup
bagian atas listplank masih menyisakan listplank dibagian bawahnya.
Dinding,
Dinding bangunan di Mediterania
(terutama Spanyol) banyak dibuat dari batubata tanpa dibakar yang
disebut adobe. Dinding batuan juga mewarnai bangunan dimasa lalu
sebagai peninggalan Yunani-Romawi (di Italia sekarang dan Turki) dan
bangunan-bangunan di wilayah Timur-Tengah. Karakter dinding tersebut
dibawa dalam gaya arsitektur Mediterania di Indonesia dalam bentuk
dinding bertekstur plester kasar, dinding batuan, atau ornamen yang
menyerupai susunan batuan.
Penggunaan
bahan-bahan alam diselesaikan tanpa finishing.
Apabila dinding tersebut diselesaikan, maka plesteran dibuat tidak
rata sehingga menimbulkan karakter tekstur yang kasar. Karakter
dinding yang berat hadir dengan adanya konstruksi dinding tebal.Pada
awalnya bangunan bergaya arsitektur Mediterania, memiliki citra polos
dan sederhana. Ada yang menyebut bangunan asal Spanyol ini berwajah
bleak and blare,
Jendela,
Jendela-jendela biasanya berukuran relatif kecil dan berbentuk
persegi panjang atau kotak-kotak kecil. Kadang-kadang dengan ujung
bagian atas berbentuk lengkungan. Jendela biasanya dilengkapi dengan
kisi-kisi yang terbuat dari kayu
atau besi tempa. Angin-angin yang berbentuk lingkaran banyak juga
menjadi bagian dari penampilan wajah bangunan berarsitektur
Mediterania
Pintu
Masuk Utama, pintu masuk
utama (doorway) memiliki bentukan terutama karena pengaruh-pengaruh
Bizantium, Spanish Gotthic dan bentuk pintu masuk yang paling sering
digunakan adalah bentuk Spanish Renaissance. Perkembangan selanjutnya
menunjukkan bahwa pintu masuk utama berbentuk persegi empat biasa
dengan angin-angin berbentuk semi-sirkular atau persegi empat.
lukisan. Bingkai atau frame pada lubang pintu ini tidak hanya pada
pintu masuk utama saja, tetapi berlaku untuk semua pintu dan bahkan
jendela.
Pintu
dan jendela di Indonesia biasanya berbentuk segiempat, dengan bentuk
lengkungan di atasnya. Kusennya biasanya dibuat menjadi bingkai yang
dihias dengan lis profil. Bukaan angin-angin (ventilasi) berbentuk
segiempat dan lingkaran, sertaberukuran kecil-kecil.
Balkon,
Balkon tipe continous biasanya ditemukan pada bagian patios atau
courts, balkon ini biasanya digunakan untuk koridor terbuka yang
menghubungkan dua sayap bangunan. rumah mediterania
(sumber: rumah-modern)
Balkon
merupakan area menonjol di lantai atas bangunan, digunakan sebagai
area ruang luar. Balkon adalah ciri kuat gaya arsitektur Mediterania,
mengingat di wilayah Mediterania, terutama di Spanyol dan Italia,
balkon banyak digunakan. Balkon biasanya merupakan area untuk sekadar
duduk-duduk dan menikmati pemandangan. Sebagai suatu cirri khas gaya
arsitektur Mediterania di Indonesia,
balkon
berperan penting untuk menunjang kesan gaya ini, di mana biasanya
bila sebuah rumah tinggal bergaya Mediterania mempunyai dua lantai,
maka biasanya juga mempunyai balkon.
Kubah,
Kubah adalah atap melingkar dengan bentuk setengah bola yang banyak
digunakan di wilayah Mediterania pada bangunan-bangunan besar. Kubah
sering digunakan karena alasan konstruksi kubah bisa menaungi ruang
cukup lebar tanpa kolom. Kubah juga memiliki nilai keindahan
(estetika) yang baik. Kubah merupakan salah satu ciri gaya arsitektur
Mediterania di Indonesia, walaupun bukan keharusan menggunakannya.
Kubah banyak dipakai sebagai elemen hiasan (dekoratif) pada area
masuk bangunan (entrance)
atau khusus di atas ruang
yang membutuhkan penekanan suasana special. Karena kubah memberi
kesan mewah, biasanya ditempatkan pada area ruang tamu atau orang
berkumpul
dalam rumah.
Portico,
Portico adalah
bagian bangunan terbuka yang menempel bangunan, digunakan untuk area
masuk (entrance) bangunan,
biasanya memiliki kolom-kolom untuk menyangga atapnya sendiri. Sebuah
bangunan bergaya arsitektur Mediterania biasanya mempunyai portico,
atau yang menyerupai
portico, karena
merupakan ciri kunci dari gaya arsitektur Mediterania. Portico
dapat berdiri sendiri
sebagai ruang terbuka dengan atapnya sendiri, atau dengan sebuah
balkon di atasnya.
Ballustrade,
Balustrade merupakan
barisan atau susunan horisontal dari tiang-tiang yang disatukan
railing (rel
penghubung) berupa kayu, besi atau bahan lain. Balustrade
merupakan permainan hias
(dekoratif) yang terdapat pada rangkaian tiang-tiang pengaman Penggunaan pilar
dengan bentuk bulat dan segi empat sebagai tiga aturan
(order) Yunani, Dari kiri ke
kanan:
Ionic, Chorintian dan Doric portico, elemen kunci gaya
arsitektur Mediterania yang berfungsi sebagai pemberi tanda area
masuk bangunan atau rumah.
Typanium,
Tympanum adalah
bagian dari bentuk geometri dan hiasan (dekorasi) yang berbentuk
segitiga (kadang juga setengah lingkaran) di atas pintu, jendela atau
portico. Di Indonesia, banyak digunakan pada bagian atas portico,
bentukan atap, serta di
atas pintu dan jendela.
Bentukan
Menara, Bentuk menara atau
serupa menara juga muncul dalam gaya arsitektur Mediterania di
Indonesia. Bentuk menara banyak dijumpai di Timur-Tengah. Bentukan
menara ini biasanya menghiasi bagian ujung bangunan atau menandai
bagian bangunan yang penting, misalnya pintu masuk utama.
Denah
menara biasanya berbentuk melingkar dan atap menara menyesuaikan
dalam bentuk kubah. Bila menara berdenah segiempat, maka atapnya
biasanya atap limasan lancip seperti bangunan-bangunan Gothic.
Warna,
Warna yang banyak muncul
pada bangunan di wilayah Mediterania adalah warna batuan seperti
terakota, kuning kapur, putih, abu-abu dan sebagainya. Warna-warna
ini menjadi muncul secara berani akibat efek pantulan
sinar
matahari yang memungkinkan warnawarna terlihat begitu cemerlang.
Warna terakota juga terlihat pada atap rumah-rumah tradisional,
misalnya di Spanyol, di mana penutup atap atau genteng terbuat dari
tanah liat berwarna terakota. Pada awalnya bangunan bergaya
arsitektur Mediterania memiliki citra polos dan sederhana. Rexford
menjuluki bangunan asal .Spanyol ini berwajah 'beak and bare',
bangunan-bangunan ini kemudian terpengaruh warna-warna cerab Karibia.
Kesan bangat bahkan panas akhirnya dihadirkan pada dinding bangunan
dengan gaya arsitektur Mediterania ini . (Istanto, 1999) Pada gaya
arsitektur Mediterania di Indonesia, warna-warna cernerlang ini
muncul sebagai cat yang berwarna-warni. Kalaupun menggunakan batuan,
maka batuan yang digunakan adalah batuan dengan warna cerah, seperti
misalnya batu palimanan dan bata paras.
UNSUR
DEKORATAIF
Lis
Profil, Lis profil adalah
hiasan berbentuk kumpulan garis menonjol. Lis profil ini merupakan
salah satu ciri utama dalam gaya arsitektur Mediterania di Indonesia.
Hiasan ini biasanya memberi batas antara bagian bangunan, misalnya
antara dinding dengan atap, antara lantai satu dan lantai dua, antara
jendela dan dinding, dan sebagainya. Lis profil sangat mirip dengan
architrave, yaitu
dekorasi berbentuk pita-pita atau lis pada pilarpilar aturan klasik
Yunani-Romawi, namun telah disederhanakan atau digubah kembali.
Ketebalan lis profil bervariasi, kadang hanya muncul sebagai garis
semata. Lis profil termasuk hiasan menarik karena memberi ketegasan
bentuk bangunan dan membawa kesan mewah. Dekorasi Bentuk Vegetasi dan
Hiasan Mesir Dekorasi jenis vegetasi muncul dalam bentuk paling
sederhana, misalnya bentuk sulur sederhana, di mana hiasan ini bisa
dikaitkan dengan hiasan floral yang berkembang pesat di Timur-Tengah.
Dekorasi bentuk vegetasi ini tidaklah menonjol pada gaya arsitektur
Mediterania di Indonesia, penggunaannya hanya untuk memperkuat kesan
gaya Mediterania. Hiasan yang serupa hieroglif atau hiasan lain dari
Mesir kadang digunakan pada gaya ini, namun hanya sebagai variasi
saja. Bahan Bangunan Bahan yang digunakan untuk membangun di wilayah
Mediterania cukup bervariasi, meskipun tidak selengkap saat ini.
Wilayah Mediterania terdiri dari banyak negara dan kebudayaan yang
tidak sama cara membangunnya, sebagai contoh bangsa Afrika pedalaman
mempunyai cara cukup unik, membangun dengan bahan tanah liat.
Bangunan tanah liat mengharuskan adanya banyak 'kolom' terbuat dari
tanah liat pada sepanjang dinding dan banyak di dalam bangunannya.
Eksplorasi teknik membangun tanah liat ini memungkinkan dibangunnya
bangunan setinggi dua puluh meter. Orang-orang Timur-Tengah, Mesir,
Yunani- Romawi serta Bizantium-Kristen awal banyak membuat bangunan
dari batuan dan Bata bakaran. Saat ini, teknologi dan bahan bangunan
berkembang sangat pesat sehingga tidaklah mustahil untuk mengadaptasi
segala jenis bentuk bangunan atau hiasan (ornamen) yang berkembang di
wilayah Mediterania. Batuan pada gaya arsitektur Mediterania di
Indonesia
hanya menjadi unsur hias (dekoratif) saja karena tidak digunakan
untuk konstruksi. Batuan yang di maksud adalah batuan ekspos (batuan
hias) pada dinding, bukan pada pondasi. Batuan memberikan kesan
'lebih berat' pada tampilan muka (facade),
yang banyak digunakan di bagian bawah dinding.
KAJIAN
ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA
DI
INDONESIA
M.
Sahid Indraswara
Gaya
Arsitektur mediterania berkembang pesat sejak sekitar tahun 90-an
sampai saat ini. Banyak sekali bangunan rumah yang menggunakan gaya
arsitektur mediterania. Langgam arsitektur Mediterania pada
hakekatnya merupakan perkembangan dari bentuk arsitektur vernakular
yang terdapat di negara – negara kawasan pesisir laut Mediterania,
bentuk arsitektur vernakular
sendiri
muncul sebagai tindak lanjut atas kebutuhan manusia akan tempat
tinggal yang bisa beradaptasi menyesuaikan dengan kondisi alam
sekitarnya, dan dalam perkembangannya arsitektur Mediterania sendiri
sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan, baik dari
kebudayaan asli maupun kebudayaan dari pendatang.
Konsep
Arsitektur Mediterania yang sebenarnya adalah menyelaraskan atau
menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar yang dipertegas dengan
pemakaian bahan - bahan yang berasal dari alam dan tidak merusak alam
seperti penggunaan plesteran secara tradisional serta pemakaian batu
alam dan tanah liat pada dinding bangunan, arsitektur mediterania
sendiri juga telah mendapat pengaruh dari arsitektur Islam yang
sampai saat ini menjadi karakter dari arsitektur mediterania, yaitu
penggunaan lengkung pada pintu masuk, jendela, dan serambi.
Arsitektur mediterania tidak hanya menekankan pada fungsi saja
melainkan diseimbangkan dengan kematangan konsep yang menggunakan
pilihan bentuk, material, dan warna serta mempertimbangkan dengan
kondisi lingkungan sekitar.
ARSITEKTUR
MEDITERANIA SECARA UMUM
Apa
yang telah kita ketahui sebagai wilayah ‘gaya’ arsitektur
Mediterania adalah
produk
dari material gedung yang berhubungan dengan bahasa rakyat, karakter
designnya
yang menonjol dan ilusi romantis di masa lampaunya. Rumah Mediterania
merupakan suatu bangunan yang telah menjadi tradisi dari suatu jaman
yang telah berkembang pada daerah pesisir laut Mediterania. Rumah
tradisional
Mediterania ini telah menjadi suatu bangunan yang menjadi / menyatu
dengan lingkungan dan alam disekitarnya, sehingga bentuk rumah
tradisional Mediterania yang pernah ada hingga saat ini merupakan
proses adaptasi dari keadaan lingkungan dan alam sekitarnya.
Bentuk
dasar dari rumah tinggal Mediterania ini dapat diketahui bahwa bentuk
pada
bangunan tersebut merupakan bentuk bangunan hasil dari penyesuaian
dengan keadaan lingkungan serta iklim dan keadaan geografis pada
negara – negara di sekitar laut Mediterania seperti negara –
negara kawasan Eropa selatan. Seperti telah diketahui sebelumnya,
bahwa keadaan geografis, iklim serta budaya pada masing – masing
kawasan di sekitar pesisir laut Mediterania sangat berpengaruh pada
bentukan arsitektur Mediterania sendiri.
Dari
segi arsitektur, ada dua hal yang menonjol pada gaya bangunan di Laut
Mediterania, yaitu perpaduan antara budaya Barat dan Timur serta gaya
bangunan yang khas yang berlokasi di kawasan pesisir, yang
dikelilingi pulaupulau.
Secara
keseluruhan bangunan bergaya Mediterania menciptakan kesan hangat,
kokoh, tetapi tetap dinamis.
GAYA
ARSITEKTUR MEDITERANIA DI ITALIA
Gaya
arsitektur Mediterania yang ada di daerah kawasan Eropa Selatan
terutama di negara Italia dikenal sebagai bangunan yang indah dan
agaknya sesuai dengan daerah sub tropis dimana pada daerah ini
mengalami 4 musim dalam 1 tahun. Negara Italia yang merupakan negara
kepulauan ini banyak
memiliki
pantai dan laut, hal ini berdampak pada bentuk bangunan Mediterania
yang terdapat di kota Venezia, dan Sisilia (Italia), dimana
bangunan-bangunan tersebut memiliki tipikal yang berbeda dengan
bentuk bangunan yang ada di tengah kota. Bentuk arsitektur
Mediterania ini juga tidak bisa lepas dari pengaruh arsitektur Islam,
dimana pada setiap bangunan Mediterania yang ada mengadopsi bentuk
lengkung yang merupakan pengembangan dari bentuk – bentuk geometri
yang ada pada arsitektur Islam.
ARSITEKTUR
TRADISIONAL MEDITERANIA
Bisa
dikatakan bahwa rumah tradisional Merditerania khususnya yang
berada
di Italia ini merupakan karya arsitektur vernakular, dimana rumah –
rumah tersebut merupakan rumah tinggal hasil karya rancangan dan
berkembang di masyarakat setempat dimana dalam membangun rumah
tersebut sangat memperhatikan faktor – factor alam, keadaan
geografis, budaya setempat, serta mendapat pengaruh dari negara –
Negara tetangga yang berada di Asia barat, Pada perkembangannya
arsitektur Mediterania ini nantinya juga akan mendapat pengaruh dari
bentuk arsitektur Romawi dan Yunani.
Pada
awal abad 15 suatu aturan pengukuran bangunan ditentukan oleh salah
seorang ksatria dengan segala senjatanya diukur untuk jarak
ruangannya. Selain itu satu dari ketentuan di Armenopoulos’s
Hexabiblos (tengah abad 14) menyebutkan bahwa penonjolan seperti
balkon, harus memberikan kelonggaran 15 kaki keatas dari tanah jalan.
1 Masyarakat Mediterania pada masa lalu dalam
membangun
rumah tempat tinggalnya, sangat menyesuaikan dengan kondisi alam dan
kondisi geografis kawasan, selain itu masyarakat Mediterania juga
memaksimalkan potensi yang ada alam dengan menggunakan batu alam dan
tanah liat sebagai bahan bangunan untuk diterapkan pada dinding.
Rumah
tradisional Mediterania sebenarnya memiliki tampilan bentuk yang
simpel, karena hanya merupakan suatu unsur bentukan – bentukan
geometris yang disusun sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu
tatanan massa.
PERKEMBANGAN
GAYA ARSITEKTUR MEDITERANIA DI INDONESIA
'arsitektur Mediterania'
memberi kesan 'seperti' bangunan-bangunan di Mediterania. Gaya
arsitektur Mediterania di Indonesia muncul sebagai style
atau gaya. Gaya arsitektur
Mediterania adalah suatu gaya utuh dengan unsur-unsur pembentuk yang
sudah tertentu. Ketika kita menyebutkan 'gaya arsitektur
Mediterania', maka bayangan tentang bangunannya mungkin akan sama,
yaitu bangunan dengan gaya berciri khas lengkung, berpilar, dan
sebagainya.
Gaya
Mediterania adalah gaya arsitektur yang hangat, nyaman, berhias
(dekoratif), dan harmonis. Gaya ini hangat karena kebanyakan
warna-warna yang digunakan adalah warna hangat seperti warna pastel,
terakota,
serta kuning dan oranye. Karakter nyaman diperoleh dari kesan gaya
yang homy (seperti
di rumah) yang kental dari bentukbentuk yang tidak kaku dan luwes.
Berhias dalam gaya arsitektur Mediterania berarti adanya
hiasan-hiasan yang ragamnya sangat banyak, seperti kolom yang dihias
dengan tonjolan-tonjolan, bingkai kusen di pinggir jendela dan pintu
yang memberi kesan
mewah,
dan sebagainya. Keharmonisan gaya arsitektur Mediterania dicapai
melalui keselarasan penggunaan skema warna dan keselarasan gubahan
geometri (bentuk dasar).
Pengaruh
peradaban yang dimaksudkan dalam penjelasan ini berkaitan dengan
peradaban-peradaban yang mengalami kejayaan di wilayah Mediterania
dan memberi pengaruh bagi gaya arsitektur Mediterania di wilayah atau
negara lain. Peradaban yang memiliki hubungan dengan perkembangan
gaya arsitektur Mediterania di Indonesia hanyalah yang memiliki
unsur-unsur bangunan dan unsur rupa yang secara prinsip menunjukkan
kesamaan.
Pengaruh
Spanyol
Spanyol
terletak di sebelah barat laut Laut Mediterania. Spanyol tidak hanya
memberi pengaruh pada perkembangan gaya arsitektur Mediterania di
Indonesia, namun jauh sebelum itu, merupakan pengaruh yang
menimbulkan bibit gaya arsitektur Mediterania di Amerika, tempat
perkembangan gaya ini sebelum masuk ke Indonesia. Bangsa Spanyol
menginvasi Amerika pada abed ke-16 dengan membawa serta pengaruh gaya
arsitekturnya. Pengaruh ini diterima cukup baik dan disebut sebagai
'gaya arsitektur Mediterania (Mediteranian
Architecture style)', yang
berkembang pesat di daerah Florida dimana gaya ini dikenal sangat
luas. Pada tahun 1920, di Florida terjadi pengenalan aliran Gothic,
yang membuka jalan bagi pengaruh lain dari wilayah Mediterania untuk
turut meramaikan perkembangan gaya ini.
Di
Indonesia, gaya arsitektur Mediterania berkembang pesat. Pengaruh
Spanyol dapat dilihat pada :
- Genteng tanah liat berwarna terakota
- Dinding yang diplester kasar
- Lengkungan-lengkungan, terutama di atas pintu, jendela dan porch (beranda)Pintu yang diukir
- Kolom atau pilar
- Batuan yang diukir atau dihias Banyaknya pengaruh di atas disebabkan gaya arsitektur Mediterania memang awalnya diambil dari pengaruh arsitektur Gbr 15 : rumah tinggal bergaya arsitektur Mediterania di Indonesia Gambar 16 : hiasan floral yang berkembang di Timur-tengah, terutama di negara-negara Muslim
- Spanyol yang berkembang pesat dengan masuknya pengaruh lain dari Yunani-Romawi, serta Timur-Tengah.
Pengaruh
Timur-Tengah
Timur-Tengah
mencakup Turki, Arab, Palestina dan Israel, dan negara-negara lain
yang terletak di sebelah timur Laut Mediterania. Turki termasuk ke
dalam Yunani- Romawi, sedangkan daerah-daerah seperti Arab, Palestina
dan Israel memiliki jenis arsitektur yang khas dengan bangunan padang
pasir dan bukit yang kering.
Pengaruh
gaya bangunan di Timur- Tengah terhadap perkembangan aya Mediterania
Indonesia tidak banyak, salah satu yang menonjol adalah hiasan
floralnya yang memberi inspirasi bagi hiasan sulur sederhana. Hiasan
sulur ini cukup banyak ditemukan pada bangunan bergaya arsitektur
Mediterania di Indonesia, namun tidak dipakai sebagai unsure dekorasi
utama, hanya memperkuat kesan gaya saja.
Pengaruh
Yunani - Romawi
Letak
geografis Yunani-Romawi dahulu terletak di wilayah Italia, Yunani dan
Turki saat ini, yang terletak di sebelah utara Laut Mediterania.
Peradaban Yunani-Romawi banyak menyumbangkan ide-idenya pada
perkembangan gaya arsitektur Mediterania di Indonesia dengan
bentuk-bentuk pilar yang kokoh, tympanum, architrave, unsur lengkung,
lis profil, dan
sebagainya. Bangunan di Yunani-Romawi kebanyakan dibuat dari susunan
batu yang diukir dengan mewah, yang memberikan kesan berat atau
masif. Kemasifan ini turut menunjang citra kekokohan dan kemewahan
pada kejayaan Yunani-Romawi. Pengaruh lain adalah garisgaris lengkung
yang menghiasi jendela dan pintu, yang menjadi unsur dominan dalam
gaya arsitektur Mediterania di Indonesia.
Selain
itu, Yunani-Romawi juga memberi pengaruh menggunakan balkon dan lis
profil.
Gaya
Arsitektur Mediterania
Gaya
arsitektur Mediterania merupakan produk lokal atau biasa disebut
dengan arsitektur Mediterania vernakular, yang terdapat pada beberapa
negara di sepanjang pesisir laut Mediterania yang dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh keadan iklim, geografi, kebudayaan
lokal hingga unsure – unsur arsitektur Islam. Bangunan Mediterania
yang berada di Italia sendiri juga tidak lepas dari unsur – unsur
pembentuk yang meliputi unsure kebudayaan lokal Italia sendiri,
keadaan geografis dimana Italia memiliki daerah pantai, daratan,
serta daerah perbukitan. Faktor perbedaan lokasi ini pula yang
membedakan bentuk bangunan Mediterania serta pola tatanan masa antara
bangunan yang satu dengan yang lain / bangunan tetangga yang berada
di tepi laut, dengan yang ada di tengah kota. Secara umum style
rumah mediterania yang
berada di Italia ini bisa dikenali dengan ciri berikut :
-
Dinding eksterior berupa plesteran atau batu bata, plesteran secara
tradisional dicet putih, krem, atau pink.
-
Bentuk Atap datar , pelana dan sebagian besar berbentuk limas an
biasanya Menggunakan genteng dengan warna merah, meski terkadang juga
memakai warna hijau.
-
Menggunakan bentuk lengkung untuk portico
(entrance), jendela,
serambi.
-
Mempunyai bukaan pintu dan jendela yang lebar.
-
Beberapa bangunan menggunakan railling
besi seperti besi tempa
yang digunakan pada balkon dan serambi bangunan.
Style
arsitektur
Mediterania, menawarkan
keindahan (estetika) yang tidak biasa ditawarkan oleh banyak gaya
arsitektur lain, karena gaya ini memang mengambil estetika sebagai
ciri khas pembentuk gaya. Segala sesuatu yang dibangun ketika
menggunakan gaya ini didasarkan pada apakah nantinya menunjang
keindahan atau tidak, berdasarkan prinsipprinsip gaya arsitektur
Mediterania. Bahkan konstruksi pun seringkali dibuat untuk menunjang
estetika.
Mediterania,
negeri dan wilayah pemberi pengaruh pada gaya Mediterania di
Indonesia adalah yang memiliki nilai sejarah tinggi. Faktor yang
perlu untuk diperhatikan pada gaya arsitektur Mediterania di
Indonesia adalah kesesuaiannya dengan iklim. Sepanjang bangunannya
tetap dapat menanggulangi iklim Indonesia yang panas dan basah, maka
tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Gaya
arsitektur Mediterania kebanyakan cocok bagi orang Indonesia karena
sifat gaya arsitektur yang cenderung berhias dan berornamen,
sebagaimana tradisi yang telah diterapkan pada kebanyakan arsitektur
tradisional Indonesia, berhias dan berornamen.
Gubahan
tampilan muka (facade) pada
perkembangan gaya Mediterania di Indonesia mengambil unsur-unsur gaya
dari wilayah Mediterania dan menggunakannya dengan cara digubah
kembali atau dipakai sesuai aturan aslinya.
Pada
fasade rumah dengan gaya arsitektur mediterania di Indonesia ini bisa
dikenali dengan ciri berikut :
- Terdapatnya portico dengan bentuk lengkung pada bagian antar kolom.
- Dinding eksterior berupa plesteran atau batu bata, dengan penambahan unsur batu alam pada bawah bangunan dan pada portico.
- Bentuk Atap pelana dan sebagian besar berbentuk limasan dengan tritisan pendek yang dilengkapi kantilevel berhias list profil.
- Menggunakan railling besi dengan dekorasi vegetasi yang digunakan pada balkon.
- Terdapatnya unsur dekoratif berupa list profil yang menghiasi fasade.
list profil yang menghiasi fasade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar