Hunian dicilacap ini memiliki luas
tanah 400 m2 dengan area terbangun 300 m2 dengan desain 2 lantai,
pemilik menginginkann desain Arsitektural bali yang dipadukan dengan
bentuk minimalis modern. Atap didesain dengan bentuk limasan
sederhana dengan teras depan pada lantai dasar dan lantai 2 sebagai
garis imaginer simetris untuk membentuk karakter arsitektural.
Bentukan rumah dengan garis –garis tegas dikombinasikan dengan
bidang-bidang ornamen membentuk bentukan elegan yang memberi kesan
mewah. Sedangkan warna-warna soft cream coklat dan turunannya
menghasilkan kesederhanaan dan kehangatan dalam harmoni, untuk kesan
atik didesain dengan bidang-bidang lebar dari kayu dengan tekstur
kasar (rastik) pada dinding teras dan pagar. Kesan minimalis ditampilkan dalam
bentukan tegas dengan repetisi garis-garis vertical dan horizontal
baik pada dinding eksterior maupun interiornya. Ruang Keluarga menghadap ketaman dengan
3 bukaan pintu panel kaca besar (kupu tarung) untuk menyatukan ruang
dalam dengan taman sehingga memberi kesan luas pada ruang. Rumah
didesain 3 Kamar tidur dan 1 kamar tidur utama yang dilengkapi
dengan kamar mandi dalam dan ruang pakaian. Lantai dua merupakan area
anak yang dilengkapi dengan ruang santai dan ruang belajar dan
pantri, Untuk memberi kesan luas pada lantai 2 dibuat void yang
menghubungkan ruang atas dengan ruang keluarga dilantai dasar
sehingga memberi kesan tinggi dan lapang.
RUMAH TINGGAL BAPAK KRISNA
Rumah Tinggal satu lantai ini dibangun
ditanah dengan luasan 150 m2, dengan lebar muka 9 meter cukup ideal
untuk membentuk tampilan rumah dengan arsitektural bali tropis.
Bentuk simetris atap dan eksterior membnetuk kesan tradisional rumah
rumah jawa bali. Undakan bawah talang memberi kesan
candi sedangkan tubuh bangunan dengan atap dihubungkan dengan leher
yang sedikit ditarik kebelakang membuat kesan atraktif. Kembali arsitek memberi warna-warna in
yang homi untuk memberi kesan elegan classic dengan perpaduan warna
cream dan coklat dipadukan dengan batu alam. Rumah ini merupakan desain dengan
rasa baru untuk tren rumah komersial masa kini sebagai pesaing
rumah-rumah minimalis yang perkembangannya oleh zaman semakin
ditinggalkan.
RUMAH TINGGAL BAPAK BINTORO
Sebuah tantangan bagi arsitek mendesain
sebuah rumah dengan konsep rumah yang menampilkan arsitektural etnik
yang elegan tetapi dengan biaya pengerjaan yang hemat dan murah bagi
keluarga muda.
Solusi atas konsep diatas diaplikasikan
dengan pemilihan unfinish material seperti : penggunaan bata AT yang
diekspose sebagai dinding, material beton (plester, camprot, aci)
unfinish untuk aksen bidang eksterior & pagar, genteng press
unfinish, penggunaan pecahan batu alam sampah yang semuanya kemudian
di tata membentuk perpaduan harmoni yang menghasilkan karakter rumah
tradisional etnik dan unik. Bentuk atap setengah pelana dengan
tritisan lebar memberi bentuk sederhana, kemudahan dalam pengerjaan,
low maintenan dan untuk menghindari basah/lembab pada dinding karna
hujan. Sebuah Hunian unik yang mengawinkan factor estetika dengan
factor ekonomis sebagai potensi yang saling mengisi membentuk desain
arsitektural yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar