Senin, 29 Desember 2014

Karya Antony Gaudi




ANTONY GAUDI I CORNET

Antoni Gaudí, seorang arsitek kelahiran Spanyol, tepatnya di Reus, Catalunya. Beliau dikenal sebagai pelopor arsitektur modern. Karya-karya Antoni Gaudi mencerminkan gaya individualisme yang unik, terutama salah satu gedung yang ada di ibukota Catalan di Barcelona, lokasi yang dikenal sebagai Sagrada Família.

Sebagian besar karya Antoni Gaudi ditandai dengan semangat hidupnya yang besar: arsitektur, alam & agama. Antoni Gaudi mempelajari setiap detail dari ciptaannya, dengan mengintegrasikan ke dalamnya berbagai teknik seni yang dikuasai yaitu keramik, kaca berwarna, besi tempa & pertukangan.

Gaudi mengolah setiap detail secara serius. Bahkan pengolahan detail merupakan ciri khas karya-karyanya. Bentuk massa bangunan yang organik dan jauh dari kesan kaku, adalah cara Gaudi untuk mengekspresikan kedekatannya dengan alam. Bentuk organik ini juga menunjukkan semangatnya yang meyakini bahwa batas apapun bisa didobrak dan dilampaui.

Lewat ciri karya arsiteknya ini lah kelak Barcelona seakan memiliki budaya arsitekturnya tersendiri. Salah satu yang menjadi ikonnya adalah gereja La Sagrada Familia atau jika diterjemahkan menjadi gerejanya holy family. Sebuah gereja yang mulai dikerjakan sejak tahun 1882 dan hingga hari ini masih perlahan-lahan terus dikerjakan konstruksinya.

Pembangunan gereja La Sagrada Familia ini nampaknya menjadi sebuah pekerjaan konstruksi bangunan dengan pengerjaan terlama sepanjang sejarah. Hampir 2 abad lamanya hanya untuk membuat sebuah gereja dengan luas wilayah 5 hektar. Dengan lamanya proses pengerjaannya ini, maka tidak heran jika bangunan ini melibatkan bukan saja banyak pekerja konstruksi namun juga banyak arsitek yang bekerja saling melanjutkan.


 


Dia memperkenalkan teknik baru dalam memperlakukan material, seperti trencadis, terbuat dari potongan-potongan limbah keramik. Setelah beberapa tahun di bawah pengaruh seni Neo-Gothic dan teknik Oriental, Antoni Gaudi menjadi bagian dari pergerakan Modernista Catalan yang mencapai puncaknya pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20. Karyanya melampaui Modernisme mainstream yang berpuncak pada gaya naturalisme terinspirasi oleh alam.

Antoni Gaudi jarang melukiskan rencana detail atas karyanya, ia lebih memilih membuat model berskala 3 dimensi  dan membentuk detail saat mengerjakannya.

Karya Antoni Gaudi menikmati sambutan internasional yang luas dan banyak studi dilakukan demi memahami arsitekturnya. Saat ini, karyanya banyak dikagumi di kalangan arsitek maupun masyarakat umum. Karyanya yang paling besar, Sagrada Família, yang belum sepenuhnya selesai, adalah monumen paling banyak dikunjungi di Spanyol. Antara tahun 1984 dan 2005, tujuh dari karyanya dinyatakan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.



Antoni Gaudí i Cornet (Bahasa Katalan: [É™nˈtÉ”ni ɣəwˈði]; lahir 25 Juni 1852 – meninggal 10 Juni 1926 pada umur 73 tahun) adalah seorang arsitek Catalunya dari Reus, Spanyol, yang menjadi tokoh utama Modernisme Catalunya. Karya-karya Gaudí mencerminkan gayanya yang individualis dan tidak biasa. Kebanyakan di antaranya terdapat di Barcelona, termasuk magnum opusnya, Sagrada Família.

Banyak karya Gaudí yang mencerminkan kegemarannya dalam hidup, yaitu arsitektur, alam, dan agama.[3] Gaudí memperhatikan setiap detail karyanya, menggabungkan arsitekturnya dengan serangkaian kerajinan yang ia kuasai: keramik, kaca berwarna, penempaan besi, dan pahat kayu. Ia memperkenalkan sejumlah teknik baru dalam penggunaan bahan, seperti trencadís yang terbuat dari pecahan keramik bekas.

Beberapa tahun kemudian, di bawah pengaruh teknik seni neo-Gothik dan Oriental, Gaudí menjadi bagian dari aliran Modernista yang mencapai puncaknya pada ahir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Karyanya menjadi sumber aliran Modernisme bergaya organik yang terinspirasi oleh alam. Gaudí jarang menggambar secara rinci rancangan karyanya. Ia justru lebih suka membuat model skala tiga dimensi dan membentuk elemen rincinya sambil membayangkannya.

Karya-karya Gaudí mendapat pengakuan luas dari dunia internasional dan banyak sekali studi yang diselenggarakan untuk mempelajari dan memahami arsitekturnya. Hari ini, karya Gaudí memiliki penggemarnya sendiri dari kalangan arsitek maupun masyarakat umum. Mahakaryanya, Sagrada Família yang belum selesai dibangun, merupakan salah satu monumen yang paling sering dikunjungi di Catalunya.[4] Antara 1984 dan 2005, tujuh karyanya dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Keyakinan Katolik Roma yang dianut Gaudí lama kelamaan menjadi sangat dalam dan citra religius pun tercermin di karya-karyanya. Hal ini membuatnya dijuluki "Arsitek Tuhan"[5] dan banyak pihak menginginkan agar Gaudí dibeatifikasi



Karier profesional Gaudí sangat unik karena ia tidak pernah berhenti meneliti struktur mekanis bangunan. Awalnya, Gaudí terinspirasi ole seni oriental (India, Persia, Jepang) melalui studi para teoriwan arsitektur historisis seperti Walter Pater, John Ruskin, dan William Morris. Pengaruh aliran Oriental dapat dilihat pada karya-karyanya di Capricho, Istana Güell, Paviliun Güell, dan Casa Vicens. Selanjutnya, ia menganut aliran neo-Gothik yang sedang populer pada kala itu, mengikuti ide arsitek Perancis Viollet-le-Duc. Pengaruh ini terlihat di Colegi de les Teresianes, Istana Episkopal di Astorga, Casa Botines, dan rumah Bellesguard, serta ruang bawah tanah dan apsis Sagrada Família. Terakhir, Gaudí mengambil jalan yang lebih personal melalui gaya organik yang terinspirasi oleh alam yang kelak menjadi dasar karya-karya besarnya.

Semasa kuliah, Gaudí mempelajari koleksi foto seni Mesir, India, Persia, Maya, Cina, dan Jepang yang dimiliki oleh Sekolah Arsitektur. Koleksi tersebut juga mencakup monumen Moor di Spanyol yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap dirinya dan menjadi inspirasi bagi beberapa rancangannya. Ia juga mempelajari buku Plans, elevations, sections and details of the Alhambra karya Owen Jones yang dipinjamnya dari perpustakaan sekolah.[55] Ia mengambil sejumlah solusi struktural dan ornamental dari seni nazarí dan mudéjar. Ia memanfaatkannya dengan mencampurkan variasi dan gaya ke dalam karya-karyanya. Gaudí juga mengamati ketidakpastian ruang dalam seni Islam serta konsep struktur ruang tak terbatas; suasana berurutan dihiasi lubang dan pemisah yang menciptakan pembagi atau pembelah tanpa mengganggu suasana ruang terbuka dengan menutupinya menggunakan penghalang.[56]

Tak diragukan lagi, gaya yang paling memengaruhinya adalah Kebangkitan Gothik yang diperkenalkan pada paruh akhir abad ke-19 oleh tulisan-tulisan teoretis Viollet-le-Duc. Arsitek Perancis tersebut mempelajari gaya masa lalu dan mengadaptasinya dengan cara yang rasional, mempertimbangkan baik struktur maupun desainnya.[57] Bagi Gaudí, gaya Gothik "tidak sempurna", karena meski beberapa solusi strukturnya efektif, gaya Gothik adalah sebuah seni yang belum "disempurnakan". Menurutnya:

Seni Gothik tidak sempurna, baru setengahnya yang sempurna; ini adalah gaya yang dihasilkan oleh kompas, pengulangan [elemen] industrial yang terumuskan [dengan cermat]. Kestabilannya bergantung pada penopangan konstan oleh dinding: gaya ini adalah suatu kecacatan yang ditahan oleh penopang. (...) Bukti bahwa bangunan Gothik kurang menonjol adalah mereka memiliki dampak yang emosional ketika dibelah-belah, dilapisi tanaman merambat, dan diterangi bulan.[58]



Setelah pengaruh awal tersebut, Gaudí beralih ke Modernisme yang waktu itu sedang jaya-jayanya. Modernisme pada tahap awal terinspirasi oleh arsitektur bersejarah. Para praktisinya melihat mundurnya aliran ini sebagai akibat bentuk-bentuk industrial yang diterapkan oleh kemajuan teknologi Revolusi Industri. Penggunaan gaya-gaya tua ini mewakili regenerasi moral yang memungkinkan kaum borjuis untuk mengidentifikasinya menggunakan nilai-nilai yang mereka anggap sebagai akar budayanya. Renaixença (kelahiran kembali), kebangkitan budaya Catalunya yang dimulai pada paruh kedua abad ke-19, membawa bentuk-bentuk Gothik ke dalam gaya "nasional" Catalunya yang bertujuan menggabungkan nasionalisme dan kosmopolitanisme sambil mengintegrasikan diri dengan aliran modern Eropa.[59]

Sejumlah fitur penting Modernisme adalah: bahasa antiklasik yang diwariskan dari Romantisisme dengan kecenderungan ke arah lirisisme dan subjektivitas; kaitan arsitektur yang sudah ada dengan seni terapan dan karya artistik yang menghasilkan gaya ornamental terbuka; penggunaan bahan baru yang menghasilkan campuran bahasa konstruksi, kaya akan kontras, yang menciptakan efek menonjol bagi keseluruhan bangunan; rasa optimisme dan keyakinan kuat yang menciptakan seni empatik yang merefleksikan suasana kemakmuran pada waktu itu, serta jenis estetika kaum borjuis lainnya.[60]

Pencarian bahasa arsitektur baru


Gaudí biasanya dianggap sebagai maestro Modernisme Catalunya, tetapi karya-karyanya sudah keluar dari satu gaya atau pengelompokan. Semua karyanya adalah karya imajinatif yang inspirasi utamanya berasal dari alam. Gaudí mempelajari bentuk geometri alam organik dan anarkik secara mendalam, mencari cara untuk memberikan ekspresi kepada bentuk-bentuk arsitektur tersebut. Sejumlah inspirasi besarnya berasal dari kunjungannya ke gunung Montserrat, gua Mallorca, gua saltpeter di Collbató, tebing Fra Guerau di Pegunungan Prades di belakang Reus, pegunungan Pareis di sebelah utara Mallorca dan Sant Miquel del Fai di Bigues i Riells.[61]

Bentuk geometri




Nave di Sagrada Familia dengan kubah hiperboloid. Inspirasi alamnya berasal dari pohon. Pilar dan cabang-cabangnya menggambarkan pohon yang tumbuh sampai ke atap.

Studi alam ini diangkat ke dalam rancangannya yang memakai bentuk geometri pelintir seperti paraboloid hiperbola, hiperboloid, helikoid, dan kerucut, yang menggambarkan bentuk-bentuk yang ditemui Gaudí di alam.[62] Permukaan pelintir dibentuk oleh garis lurus yang dikenal sebagai generatriks seiring pergerakannya melintasi satu atau beberapa garis yang disebut direktriks. Gaudí menemukan banyak sekali contohnya di alam, misalnya di tanaman Juncaceae, reed, dan tulang. Ia pernah berkata bahwa tidak ada struktur yang lebih baik selain batang pohon atau kerangka manusia. Bentuk-bentuk tersebut pada saat yang sama bersifat fungsional dan indah, dan Gaudí menemukan cara mengadaptasi bahasa alam ke bentuk struktur arsitektur. Ia pernah menyamakan bentuk helikoid dengan gerakan dan hiperboloid dengan cahaya. Mengenai permukaan pelintir, ia mengatakan:

Paraboloid, hiperboloid, dan helikoid, yang secara konstan meragamkan gelombang cahaya, kaya akan matriks sehingga ornamentasi dan pemodelan sudah tidak diperlukan lagi.[63]

Elemen lain yang sering digunakan Gaudí adalah lengkungan katener. Ia mempelajari geometri secara mendalam ketika masih muda. Ia juga mempelajari berbagai artikel tentang rekayasa (teknik), bidang ilmu yang memuji lengkungan katener sebagai elemen mekanik. Lengkungan ini dulunya hanya diterapkan pada pembangunan jembatan gantung. Gaudí adalah orang pertama yang memakai elemen ini dalam arsitektur umum. Arch katener di bangunan-bangunan seperti Casa Milà, Sekolah Teresianas, ruang bawah tanah Colònia Güell, dan Sagrada Família memungkinkan Gaudí menambahkan elemen kekuatan besar terhadap struktur-strukturnya, karena katener mendistribusikan beban yang dibawanya dengan setara, dan hanya dipengaruhi oleh gaya tangensial yang berhenti sendiri.[64]

Gaudí berevolusi dari bidang ke geometri spasial, sampai geometri pelintir. Bentuk-bentuk konstruksi ini sangat pas dengan pemakaian bahan murah seperti batu bata. Gaudí sering menggunakan penataan bata dengan mortar secara berlapis-lapis seperti kubah Catalunya tradisional.[65] Pencarian solusi struktur baru ini memuncak antara 1910 dan 1920, ketika ia memanfaatkan penelitian dan pengalamannya pada mahakaryanya, Sagrada Família. Gaudí merancang gereja ini layaknya struktur hutan dengan serangkaian tiang mirip pohon yang terbagi menjadi beberapa cabang untuk menopak struktur kubah hiperboloid yang saling terikat. Ia meninggikan tiangnya supaya bisa menahan tekanan lurus terhadap bidangnya. Ia juga merancang tiangnya dengan bentuk helikoid pelintir ganda (ke kanan dan ke kiri) seperti pada cabang dan batang pohon. Semuanya menciptakan struktur yang saat ini dikenal sebagai fraktal.[66] Diiringi pemanfaatan ruang yang membaginya menjadi modul-modul kecil, independen, dan dapat menopang dirinya sendiri, geometri ini menghasilkan struktur yang dengan sempurna menopang gaya traksi mekanik tanpa memerlukan buttress (penopang) seperti yang disyaratkan oleh gaya neo-Gothik.[67] Karena itu, Gaudí berhasil menciptakan solusi logis yang rasional, terstruktur, dan sempurna. Pada saat yang sama, ia menciptakan gaya arsitektur baru yang asli, sederhana, praktis, dan indah.

Melampaui Gothik


Teknik konstruksi baru ini memungkinkan Gaudí mencapai tujuan arsitektur terbesarnya, yaitu menyempurnakan dan melampaui gaya Gothik. Bagian pusat kubah hiperboloidnya berada di tempat yang pada kubah Gothik diisi oleh batu tengah (keystone), dan struktur hiperboloid tersebut memungkinkan keberadaan lubang di tempat itu agar cahaya bisa masuk. Di perpotongan antara kubah, struktur hiperboloid juga memungkinkan keberadaan lubang yang dimanfaatkan Gaudí untuk mereka ulang langit berbintang. Berbeda dengan kubah Gothik yang perpotongan antara kubahnya dihiasi tulang penopang.[68]

Gaudí melengkapi visi arsitektur organiknya dengan visi keruangan unik yang membuatnya mampu mewujudkan desainnya dalam bentuk tiga dimensi, tidak seperti desain datar pada arsitektur tradisional. Ia pernah berkata bahwa ia mendapat ide keruangan (spasial) ini ketika masih kecil; ia melihat gambar tungku yang dibuat ayahnya.[69] Berkat konsep keruangan ini, Gaudí selalu memilih untuk berkarya dengan model tempaan dan model skala atau bahkan berimprovisasi langsung di tempat konstruksi. Gaudí enggan menggambar cetak biru dan ia jarang sekali membuat sketsa karyanya. Ia baru menggambar jika diminta oleh pemerintah.



Inovasi Gaudí lainnya dalam bidang rekayasa adalah pemakaian model skala untuk menghitung atau mengalkulasi struktur. Untuk gereja Colònia Güell, ia membangun model skala 1:10 dengan tinggi 4 m (13 kaki) di sebuah tenda di samping bangunan. Di sana, ia membuat model yang memiliki dawai disertai kantong-kantong kecil berisi batu yang bergelantungan di dawai tersebut. Di meja gambar yang terpaku ke oteng, ia menggambar lantai gereja, dan ia menggantung dawainya (untuk katener) bersama batu (untuk pemberat) dari titik-titik penopang kolom bangunan, yaitu perpotongan dinding. Pemberat ini menghasilkan kurva katener pada lengkungan dan kubah. Waktu itu, ia mengambil foto yang jika dibalik akan menampilkan struktur kolom dan lengkungan yang diinginkan Gaudí. Gaudí kemudian mewarnai fotonya dengan gouache atau pastel. Garis besar bangunan gereja pun ditetapkan, dan ia mencatat setiap rinciannya, baik arsitektur, gaya, maupun dekorasinya.[70]

Posisi Gaudí dalam sejarah arsitektur adalah sebagai sosok jenius kreatif yang, karena terinspirasi oleh alam, mengembangkan gayanya sendiri yang mencapai kesempurnaan teknis dan nilai estetis, dan menjadi tanda karakternya. Inovasi struktur Gaudí merupakan hasil dari seluruh pengalamannya mempelajari berbagai gaya arsitektur, mulai dari Dorik sampai Barok melalui Gothik, inspirasi utamanya. Bisa dikatakan bahwa gaya-gaya ini terlihat pada karyanya yang kemudian ditafsirkan ulang dan disempurnakan. Gaudí melewati era historisisme dan eklektisisme yang dialami generasinya tanpa berhubungan dengan aliran arsitektur lain pada abad ke-20 yang, menurut pemikiran rasionalis mereka, diturunkan dari mazhab Bauhaus, dan mewakili evolusi antitetis sampai evolusi yang dirintis Gaudí. Evolusi tersebut kelak mencerminkan penolakan dan sedikitnya pemahaman terhadap karya arsitek modernista.

Faktor lain yang berujung pada pengabaian karya arsitek Catalunya ini adalah bahwa meski memiliki banyak asisten dan pembantu, Gaudí tidak menciptakan mazhabnya sendiri dan tidak pernah mengajarkannya kepada orang lain, bahkan ia tidak meninggalkan dokumen tentang pemikirannya. Sejumlah rekannya mengadopsi inovasi Gaudí, termasuk Francesc Berenguer dan Josep Maria Jujol; rekan lainnya, seperti Cèsar Martinell, Francesc Folguera, dan Josep Francesc Ràfols condong ke Noucentisme dan meninggalkan jejak sang maestro.[71] Namun, tingkat pengaruhnya dapat diamati pada karya para arsitek yang membentuk aliran Modernista atau beralih dari Modernista dan arsitek yang tidak punya hubungan langsung dengan Gaudí, seperti Josep Maria Pericas (Casa Alòs, Ripoll), Bernardí Martorell (pemakaman Olius) dan Lluís Muncunill (Masía Freixa, Terrassa). Gaudí dianggap sebagai peletak peninggalan terbesar pada arsitektur abad ke-20: maestro seperti Le Corbusier menyatakan dirinya sebagai penggemar Gaudí, dan karya arsitek lain seperti Pier Luigi Nervi, Friedensreich Hundertwasser, Oscar Niemeyer, Félix Candela, Eduardo Torroja, dan Santiago Calatrava terinspirasi oleh Gaudí. Frei Otto menggunakan bentuk-bentuk Gaudí dalam pembangunan Stadion Olimpiade Munich. Di Jepang, karya Kenji Imai mengandung jejak-jejak pengaruh Gaudí seperti yang terlihat pada Tugu Peringatan Dua Puluh Enam Martir Jepang di Nagasaki (memenangkan Penghargaan Arsitektur Nasional Jepang pada tahun 1962); di tugu ini terdapat "trencadís" khas Gaudí.[72]

Desain dan keahlian


Pada masa-masa kuliah, Gaudí sering menghadisi lokakarya kerajinan, salah satunya lokakarya yang dipimpin Eudald Puntí, Llorenç Matamala, dan Joan Oñós. Ia di sana mempelajari aspek-aspek dasar teknik yang terkait dengan arsitektur, termasuk pemahatan, perkayuan, penempaan besi, kaca berwarna, keramik, pemodelan plaster, dan lain-lain.[73] Ia juga belajar perkembangan-perkembangan teknologi baru, mengintegrasikannya pemakaian besi dan beton bertulang dalam teknik konstruksinya. Gaudí melihat arsitektur sebagai desain multifungsi, ketika setiap detail dalam suatu susunan harus ditempatkan secara harmonis dan proporsional. Pengetahuan ini memungkinkan Gaudí untuk merancang proyek arsitektur, termasuk semua elemen dalam karyanya, mulai dari perabotan, pencahayaan, sampai besi tempa.

Gaudí juga merupakan inovator dalam bidang keahlian. Ia menciptakan solusi teknis dan dekoratif baru menggunakan bahan-bahannya, misalnya cara Gaudí merancang mosaik keramik yang terbuat dari sampah ("trencadís") dengan kombinasi yang baru dan imajinatif. Untuk restorasi Katedral Mallorca, ia menciptakan teknik baru untuk membuat kaca berwarna, yaitu dengan menumpuk tiga panel kaca berwarna primer, dan kadang-kadang satu panel berwarna netral, membedakan ketebalan kacanya untuk mendapatkan intensitas cahaya yang diinginkan.[74]

Objek yang didedikasikan untuk Orfeó Català (1922), dirancang oleh Gaudí, digambar oleh Francesc Quintana dan diwarnai oleh Josep Maria Jujol

Inilah cara Gaudí merancang beberapa pahatan di Sagrada Família. Ia akan mempelajari anatomi figurnya secara mendalam dan berfokus pada gesturnya. Ia sebelumnya mempelajari kerangka manusia dan kadang memakai boneka yang terbuat dari kawat untuk menguji postur figur yang akan dipahatnya. Ia kemudian mengambil foto modelnya menggunakan sistem cermin yang memberi sudut pandang berbeda. Ia lalu membuat kerangka plaster figur tersebut, baik manusia maupun hewan; ia pernah membuat keledai berdiri dan tidak bergerak sama sekali. Ia mengubah proporsi kerangka-kerangka ini untuk mendapatkan penampilan figur yang diinginkan, tergantung tempatnya di gereja. Jika semakin tinggi letaknya, semakin besar kerangkanya. Terakhir, ia memahat figurnya dari batu.[75]

Ruang kota dan lanskap


Gaudí juga belajar membuat lanskap, biasanya di lingkungan kota. Ia ingin menempatkan karyanya di lingkungan yang paling pas dari segi alam dan arsitektunya dengan mempelajari lokasi pembangunannya secara mendalam dan mencoba menggabungkannya secara alami ke lingkungan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, ia sering menggunakan bahan yang paling banyak ditemukan di lingkungan tersebut, misalnya sabak Bellesguard dan granit Bierzo di Istana Episkopal, Astorga. Kebanyakan proyek yang dirancangnya adalah kebun, seperti Taman Güell dan Kebun Can Artigas, atau kebun terpisah, seperti Casa Vicens dan Paviliun Güell. Pendekatan harmonis Gaudí terhadap pembuatan lanskap dapat dilihat dengan jelas di First Mystery of the Glory of the Rosary di Montserrat. Kerangka arsitektur di sana berasal dari alam (batu Montserrat) yang mengitari sekumpulan patung yang menghiasi jalan menuju Holy Cave.

Interior




Interior Casa Vicens

Gaudí juga dikenal sebagai dekorator interior. Ia mendekorasi sendiri sebagian besar bangunan rancangannya, mulai dari perabotan sampai detail terkecil. Ia tahu cara menerapkan hal-hal kecil dalam gaya, menyesuaikan dekorasi dengan citarasa pemilik, gaya susunan yang dominan, atau tempatnya dalam lingkungan sekitarnya, baik perkotaan atau alam, sekuler atau religius. Sebagian besar karyanya terkait dengan perabotan liturgi. Mulai dari desain meja untuk kantornya pada awal kariernya sampai perabotan yang dirancang untuk Istana Sobrellano di Comillas. Ia merancang semua perabotan di Casa Vicens, Casa Calvet, Casa Batlló, Casa Milà, Istana Güell, dan Menara Bellesguard, serta perabotan liturgi Sagrada Família. Perlu diketahui bahwa Gaudí belajar ergonomi supaya bisa mengadaptasikan perabotannya dengan anatomi manusia. Banyak perabotan rancangannya dipamerkan di Gaudí Museum.[76]

Aspek lain yang dimilikinya adalah persebaran ruang yang cerdas yang selalu bertujuan menciptakan suasana interior yang nyaman dan intim. Untuk menghasilkannya, Gaudí akan membagi ruang menjadi beberapa bagian sesuai kegunaannya masing-masing dengan dinding rendah, loteng rendah, pintu geser, dan lemari dinding. Selain memperhatikan setiap hal rinci dari seluruh elemen struktur dan ornamen, ia memastikan agar karya rancangannya memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik. Demi mewujudkannya, ia mempelajari setiap orientasi proyek sesuai titik kardinalnya, serta iklim setempat dan tempatnya di dalam lingkungannya. Pada masa itu, masyarakat sedang menggandrungi kenyamanan dalam ruangan yang memiliki pipa air dan gas dan lampu listrik. Semuanya disusun oleh Gaudí dengan cermat. Pada Sagrada Família, misalnya, ia melakukan kajian secara menyeluruh terhadap akustika dan pencahayaan untuk mengoptimalkan pemanfaatannya. Mengenai pencahayaan, ia pernah berkata:

Cahaya mencapai harmoni maksimum pada kemiringan 45°, karena cahaya jatuh ke objek dengan jalur yang tidak horizontal maupun vertikal. Ini bisa disebut sebagai cahaya menengah, dan cahaya ini memberi penampakan objek yang paling sempurna dan nuansa paling apik. Inilah cahaya Mediterania.[77]

Pencahayaan juga memaksa Gaudí melakukan pengaturan ruang yang membutuhkan kajian mendalam terhadap gradasi intensitas cahaya supaya bisa beradaptasi dengan lingkungan tertentu. Ia mewujudkan hal ini dengan sejumlah elemen seperti kaca atap, jendela, dan penutup jendela. Contoh paling terkenal adalah gradasi warna yang dipakai di atrium Casa Batlló demi mencapai persebaran cahaya yang seragam di seluruh interior bangunan. Ia juga cenderung membangun rumah menghadap ke selatan untuk memaksimalkan ekspos sinar matahari.[78]

Karya


Karya Gaudí umumnya dikelompokkan sebagai modernista, dan masuk dalam aliran ini karena keberaniannya untuk merenovasi tanpa mematahkan tradisi, pencarian modernitas, sentuhan ornamental pada karya, dan karakter multidisipliner dari setiap pengerjaannya yang didominasi oleh keahlian. Gaudí menambahkan sedikit elemen barok, mengadopsi kemajuan teknik, dan melanjutkan penggunaan bahasa arsitektur tradisional. Diiringi inspirasinya dari alam dan sentuhan asli karya-karyanya, amalgam ini lantas memberi karya-karyanya karakter yang personal dan unik dalam sejarah arsitektur.

  • Secara kronologis, sulit untuk menentukan garis pandu yang mengilustrasikan evolusi gaya Gaudí dengan benar. Meski ia beralih dari pendekatan historisis agar bisa sepenuhnya berada dalam aliran modernista yang berkembang begitu cepat pada trimester terakhir abad ke-19 di Catalunya sebeum akhirnya mendapatkan gaya organik yang sesuai dengan dirinya, proses ini tidak terdiri dari tahap-tahap jelas dengan batas yang jelas pula. Justru di setiap tahap terdapat cerminan tahap sebelumnya, karena ia secara perlahan berasilimilasi dan melewati tahap-tahap tersebut. Salah satu deskripsi karya Gaudí terbaik dituliskan oleh murid sekaligus penulis biografinya, Joan Bergós, menurut kriteria plastik dan struktural. Bergós menetapkan lima periode produksi karya Gaudí: periode pendahuluan, mudéjar-morisco (seni Moor/mudéjar), imitasi Gothik, naturalis dan ekspresioinis, dan sintesis organik.[79]Pengaruh

Setelah kematiannya, karya-karya Gaudí terabaikan dan tidak populer di kalangan kritikus internasional yang mencapnya sebagai sesuatu yang barok dan terlalu imajinatif. Di tanah kelahirannya, ia diabaikan oleh Noucentisme, aliran baru yang menggantikan Modernisme. Pada tahun 1936, selama Perang Saudara Spanyol, bengkel Gaudí di Sagrada Família diobrak-abrik dan banyak dokumen, rencana, dan model skalanya yang hancur.

Reputasi Gaudí mulai membaik pada 1950-an ketika karyanya dipuji oleh Salvador Dalí dan arsitek Josep Lluís Sert. Tahun 1952, perayaan seratus tahun kelahiran Gaudí, Asociación de Amigos de Gaudí didirikan dengan tujuan mengungkap dan melestarikan karya-karyanya. Empat tahun kemudian, sebuah pameran diadakan di Saló del Tinell di Barcelona, dan Gaudí Chair di Universitas Politeknik Catalunya dibentuk dengan tujuan memperdalam studi karya-karya Gaudí dan berpartisipasi dalam pelestariannya. Pada tahun 1957, pameran internasional Gaudí diselenggarakan untuk pertama kali di Museum of Modern Art, New York City. Tahun 1976, pada peringatan kematiannya ke-50, Menteri Luar Negeri Spanyol meresmikan pameran bertopik Gaudí dan karya-karyanya yang kemudian diarak ke seluruh dunia.[116]

Antara 1950 dan 1960, penelitian dan tulisan oleh kritikus internasional seperti George R. Collins, Nikolaus Pevsner, dan Roberto Pane melahirkan kesadaran baru atas keberadaan karya Gaudí. Di kampung halamannya, ia dielu-elukan dan dipromosikan oleh Alexandre Cirici, Juan Eduardo Cirlot, dan Oriol Bohigas. Karya Gaudí sejak itu mendapat apresiasi iinternasional yang luas. Di Jepang, beberapa penelitian tentang Gaudí diterbitkan oleh Kenji Imai dan Tokutoshi Torii. Pengakuan internasional atas karya Gaudí pada bidang arsitektur dan desain memuncak pada tahun 1984 dengan terdaftarnya karya-karya penting Gaudí sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.[117] Gaya Gaudí memengaruhi sejumlah arsitek kontemporer seperti Santiago Calatrava[118] dan Norman Foster.[119]

Berkat gaya hidup Gaudí yang sangat religius dan asketik, uskup agung Barcelona, Ricard Maria Carles mengusulkan beatifikasi Gaudí pada tahun 1998. Beatifikasinya disetujui oleh Vatikan tahun 2000.[120] Pada ulang tahun Gaudí ke-150, beberapa upacara resmi, konser, acara, dan konferensi diadakan, dan sejumlah buku diterbitkan. Tanggal 24 September pada tahun yang sama, musikal Gaudí dipentaskan perdana di Palau dels Esports de Barcelona. Para pengarang musiknya adalah Jordi Galceran, Esteve Miralles, dan Albert Guinovart.[120] Pada tahun 2008, Gaudí Awards diluncurkan sebagai bentuk penghormatan kepada Gaudí oleh Akademi Film Catalunya dan dianugerahkan untuk film Catalunya terbaik setiap tahunnya.[121] Sebuah pesawat Airbus A340-642 milik Iberia, EC-INO, diberi nama Gaudi.

Warisan dunia


Beberapa karya Gaudí mendapatkan status Warisan Dunia oleh UNESCO: Tahun 1984,[122] Park Güell, Palau Güell, dan Casa Milà; tahun 2005[123] fasade Nativity, ruang bawah tanah dan apsis Sagrada Família, Casa Vicens, dan Casa Batlló di Barcelona, serta ruang bawah tanah Colònia Güell di Santa Coloma de Cervelló.

Peresmian karya Gaudí sebagai Warisan Dunia bertujuan untuk mengakui nilai universalnya yang luar biasa. Menurut kutipannya:[124]

  • Karya Antoni Gaudí merupakan kontribusi kreatif yang tak tertandingi dan luar biasa terhadap perkembangan arsitektur dan teknologi pembangunan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
  • Karya Gaudí memiliki keterikatan nilai-nilai penting yang sangat berkaitan dengan nuansa budaya dan artistik pada masanya, seperti yang ada di el Modernisme [sic] dari Catalonia. Karyanya mengantisipasi dan memengaruhi berbagai bentuk dan teknik yang relevan dengan perkembangan konstruksi modern pada abad ke-20.
  • Karya Gaudí mewakili serangkaian contoh tipologi bangunan yang luar biasa dalam arsitektur awal abad ke-20, baik hunian maupun publik. Ia memberi kontribusi besar dan kreatif terhadap perkembangannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA KARYA ANDRA MATIN (PART 2)

KARYA KARYA  ANDRA MATIN (PART 2) Binus School Bekasi / Arsitek Andra Matin Text description provided by the architects.  Defined largely by...