ANTONY
GAUDI I CORNET
Antoni
GaudÃ, seorang
arsitek kelahiran Spanyol, tepatnya di Reus, Catalunya. Beliau
dikenal sebagai pelopor arsitektur modern. Karya-karya Antoni Gaudi
mencerminkan gaya individualisme yang unik, terutama salah satu
gedung yang ada di ibukota Catalan di Barcelona, lokasi yang dikenal
sebagai Sagrada FamÃlia.
Sebagian
besar karya Antoni
Gaudi ditandai
dengan semangat hidupnya yang besar: arsitektur, alam &
agama. Antoni Gaudi mempelajari setiap detail dari ciptaannya,
dengan mengintegrasikan ke dalamnya berbagai teknik seni yang
dikuasai yaitu keramik, kaca berwarna, besi tempa & pertukangan.
Gaudi
mengolah setiap detail secara serius. Bahkan pengolahan detail
merupakan ciri khas karya-karyanya. Bentuk massa bangunan yang
organik dan jauh dari kesan kaku, adalah cara Gaudi untuk
mengekspresikan kedekatannya dengan alam. Bentuk organik ini juga
menunjukkan semangatnya yang meyakini bahwa batas apapun bisa
didobrak dan dilampaui.
Lewat
ciri karya arsiteknya ini lah kelak Barcelona seakan memiliki budaya
arsitekturnya tersendiri. Salah satu yang menjadi ikonnya adalah
gereja La Sagrada Familia atau jika diterjemahkan menjadi gerejanya
holy family. Sebuah gereja yang mulai dikerjakan sejak tahun 1882 dan
hingga hari ini masih perlahan-lahan terus dikerjakan konstruksinya.
Pembangunan
gereja La Sagrada Familia ini nampaknya menjadi sebuah pekerjaan
konstruksi bangunan dengan pengerjaan terlama sepanjang sejarah.
Hampir 2 abad lamanya hanya untuk membuat sebuah gereja dengan luas
wilayah 5 hektar. Dengan lamanya proses pengerjaannya ini, maka tidak
heran jika bangunan ini melibatkan bukan saja banyak pekerja
konstruksi namun juga banyak arsitek yang bekerja saling melanjutkan.
Dia memperkenalkan teknik baru dalam memperlakukan material, seperti trencadis, terbuat dari potongan-potongan limbah keramik. Setelah beberapa tahun di bawah pengaruh seni Neo-Gothic dan teknik Oriental, Antoni Gaudi menjadi bagian dari pergerakan Modernista Catalan yang mencapai puncaknya pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20. Karyanya melampaui Modernisme mainstream yang berpuncak pada gaya naturalisme terinspirasi oleh alam.
Antoni
Gaudi jarang melukiskan rencana detail atas karyanya, ia lebih
memilih membuat model berskala 3 dimensi dan membentuk detail
saat mengerjakannya.
Karya Antoni
Gaudi menikmati sambutan internasional yang luas dan banyak studi
dilakukan demi memahami arsitekturnya. Saat ini, karyanya banyak
dikagumi di kalangan arsitek maupun masyarakat umum. Karyanya yang
paling besar, Sagrada FamÃlia, yang belum sepenuhnya selesai,
adalah monumen paling banyak dikunjungi di Spanyol. Antara tahun 1984
dan 2005, tujuh dari karyanya dinyatakan sebagai Warisan Dunia oleh
UNESCO.
Antoni
Gaudà i Cornet (Bahasa
Katalan: [ənˈtɔni
ɣəwˈði];
lahir 25
Juni
1852 – meninggal
10
Juni 1926
pada umur 73 tahun) adalah seorang arsitek
Catalunya
dari Reus,
Spanyol,
yang menjadi tokoh utama Modernisme
Catalunya.
Karya-karya Gaudà mencerminkan gayanya yang individualis dan tidak
biasa. Kebanyakan di antaranya terdapat di Barcelona,
termasuk magnum
opusnya, Sagrada
FamÃlia.
Banyak
karya Gaudà yang mencerminkan kegemarannya dalam hidup, yaitu
arsitektur,
alam, dan agama.[3]
Gaudà memperhatikan setiap detail karyanya, menggabungkan
arsitekturnya dengan serangkaian kerajinan yang ia kuasai: keramik,
kaca
berwarna,
penempaan
besi,
dan pahat
kayu. Ia
memperkenalkan sejumlah teknik baru dalam penggunaan bahan, seperti
trencadÃs
yang terbuat dari pecahan keramik bekas.
Beberapa
tahun kemudian, di bawah pengaruh teknik seni
neo-Gothik dan
Oriental, Gaudà menjadi bagian dari aliran Modernista
yang mencapai puncaknya pada ahir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Karyanya menjadi sumber aliran Modernisme
bergaya organik yang terinspirasi oleh alam. Gaudà jarang menggambar
secara rinci rancangan karyanya. Ia justru lebih suka membuat model
skala tiga
dimensi dan
membentuk elemen rincinya sambil membayangkannya.
Karya-karya
Gaudà mendapat pengakuan luas dari dunia internasional dan banyak
sekali studi yang diselenggarakan untuk mempelajari dan memahami
arsitekturnya. Hari ini, karya Gaudà memiliki penggemarnya sendiri
dari kalangan arsitek maupun masyarakat umum. Mahakaryanya, Sagrada
FamÃlia yang belum selesai dibangun, merupakan salah satu monumen
yang paling sering dikunjungi di Catalunya.[4]
Antara 1984 dan 2005, tujuh karyanya dinyatakan sebagai Situs
Warisan Dunia
oleh UNESCO.
Keyakinan Katolik
Roma yang dianut
Gaudà lama kelamaan menjadi sangat dalam dan citra religius pun
tercermin di karya-karyanya. Hal ini membuatnya dijuluki "Arsitek
Tuhan"[5]
dan banyak pihak menginginkan agar Gaudà dibeatifikasi
Karier
profesional Gaudà sangat unik karena ia tidak pernah berhenti
meneliti struktur mekanis bangunan. Awalnya, Gaudà terinspirasi ole
seni oriental (India,
Persia,
Jepang) melalui studi para teoriwan arsitektur historisis
seperti Walter
Pater, John
Ruskin, dan
William
Morris. Pengaruh
aliran Oriental dapat dilihat pada karya-karyanya di Capricho, Istana
Güell, Paviliun Güell, dan Casa
Vicens.
Selanjutnya, ia menganut aliran neo-Gothik yang sedang populer pada
kala itu, mengikuti ide arsitek Perancis Viollet-le-Duc.
Pengaruh ini terlihat di Colegi de les Teresianes, Istana Episkopal
di Astorga, Casa Botines, dan rumah Bellesguard, serta ruang bawah
tanah dan apsis Sagrada FamÃlia. Terakhir, Gaudà mengambil jalan
yang lebih personal melalui gaya organik yang terinspirasi oleh alam
yang kelak menjadi dasar karya-karya besarnya.
Semasa
kuliah, Gaudà mempelajari koleksi foto seni Mesir, India, Persia,
Maya, Cina, dan Jepang yang dimiliki oleh Sekolah Arsitektur. Koleksi
tersebut juga mencakup monumen Moor
di Spanyol yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap dirinya dan
menjadi inspirasi bagi beberapa rancangannya. Ia juga mempelajari
buku Plans, elevations,
sections and details of the Alhambra
karya Owen
Jones yang
dipinjamnya dari perpustakaan sekolah.[55]
Ia mengambil sejumlah solusi struktural dan ornamental dari seni
nazarÃ
dan mudéjar.
Ia memanfaatkannya dengan mencampurkan variasi dan gaya ke dalam
karya-karyanya. Gaudà juga mengamati ketidakpastian ruang dalam seni
Islam serta
konsep struktur ruang tak terbatas; suasana berurutan dihiasi lubang
dan pemisah yang menciptakan pembagi atau pembelah tanpa mengganggu
suasana ruang terbuka dengan menutupinya menggunakan penghalang.[56]
Tak
diragukan lagi, gaya yang paling memengaruhinya adalah Kebangkitan
Gothik yang
diperkenalkan pada paruh akhir abad ke-19 oleh tulisan-tulisan
teoretis Viollet-le-Duc.
Arsitek Perancis tersebut mempelajari gaya masa lalu dan
mengadaptasinya dengan cara yang rasional, mempertimbangkan baik
struktur maupun desainnya.[57]
Bagi GaudÃ, gaya Gothik "tidak sempurna", karena meski
beberapa solusi strukturnya efektif, gaya Gothik adalah sebuah seni
yang belum "disempurnakan". Menurutnya:
Seni
Gothik tidak sempurna, baru setengahnya yang sempurna; ini adalah
gaya yang dihasilkan oleh kompas, pengulangan [elemen] industrial
yang terumuskan [dengan cermat]. Kestabilannya bergantung pada
penopangan konstan oleh dinding: gaya ini adalah suatu kecacatan yang
ditahan oleh penopang. (...) Bukti bahwa bangunan Gothik kurang
menonjol adalah mereka memiliki dampak yang emosional ketika
dibelah-belah, dilapisi tanaman merambat, dan diterangi bulan.[58]
Setelah
pengaruh awal tersebut, Gaudà beralih ke Modernisme
yang waktu itu sedang jaya-jayanya. Modernisme
pada tahap awal terinspirasi oleh arsitektur bersejarah. Para
praktisinya melihat mundurnya aliran ini sebagai akibat bentuk-bentuk
industrial yang diterapkan oleh kemajuan teknologi Revolusi
Industri.
Penggunaan gaya-gaya tua ini mewakili regenerasi moral yang
memungkinkan kaum borjuis
untuk mengidentifikasinya menggunakan nilai-nilai yang mereka anggap
sebagai akar budayanya. Renaixença
(kelahiran kembali), kebangkitan budaya Catalunya yang dimulai pada
paruh kedua abad ke-19, membawa bentuk-bentuk Gothik ke dalam gaya
"nasional" Catalunya yang bertujuan menggabungkan
nasionalisme dan kosmopolitanisme sambil mengintegrasikan diri dengan
aliran modern Eropa.[59]
Sejumlah
fitur penting Modernisme
adalah: bahasa antiklasik yang diwariskan dari Romantisisme
dengan kecenderungan ke arah lirisisme dan subjektivitas; kaitan
arsitektur yang sudah ada dengan seni terapan dan karya artistik yang
menghasilkan gaya ornamental terbuka; penggunaan bahan baru yang
menghasilkan campuran bahasa konstruksi, kaya akan kontras, yang
menciptakan efek menonjol bagi keseluruhan bangunan; rasa optimisme
dan keyakinan kuat yang menciptakan seni empatik yang merefleksikan
suasana kemakmuran pada waktu itu, serta jenis estetika kaum borjuis
lainnya.[60]
Pencarian bahasa arsitektur baru
GaudÃ
biasanya dianggap sebagai maestro Modernisme Catalunya, tetapi
karya-karyanya sudah keluar dari satu gaya atau pengelompokan. Semua
karyanya adalah karya imajinatif yang inspirasi utamanya berasal dari
alam. Gaudà mempelajari bentuk geometri alam organik dan anarkik
secara mendalam, mencari cara untuk memberikan ekspresi kepada
bentuk-bentuk arsitektur tersebut. Sejumlah inspirasi besarnya
berasal dari kunjungannya ke gunung Montserrat,
gua Mallorca,
gua saltpeter
di Collbató,
tebing Fra Guerau di Pegunungan
Prades di
belakang Reus, pegunungan Pareis di sebelah utara Mallorca dan Sant
Miquel del Fai
di Bigues i Riells.[61]
Bentuk geometri
Nave
di Sagrada Familia dengan kubah
hiperboloid.
Inspirasi alamnya berasal dari pohon.
Pilar dan cabang-cabangnya menggambarkan pohon yang tumbuh sampai ke
atap.
Studi
alam ini diangkat ke dalam rancangannya yang memakai bentuk
geometri pelintir
seperti paraboloid
hiperbola,
hiperboloid,
helikoid,
dan kerucut,
yang menggambarkan bentuk-bentuk yang ditemui Gaudà di alam.[62]
Permukaan pelintir dibentuk oleh garis lurus yang dikenal sebagai
generatriks
seiring pergerakannya melintasi satu atau beberapa garis yang disebut
direktriks.
Gaudà menemukan banyak sekali contohnya di alam, misalnya di tanaman
Juncaceae,
reed,
dan tulang.
Ia pernah berkata bahwa tidak ada struktur yang lebih baik selain
batang pohon atau kerangka
manusia.
Bentuk-bentuk tersebut pada saat yang sama bersifat fungsional dan
indah, dan Gaudà menemukan cara mengadaptasi bahasa alam ke bentuk
struktur arsitektur. Ia pernah menyamakan bentuk helikoid
dengan gerakan dan hiperboloid
dengan cahaya. Mengenai permukaan pelintir, ia mengatakan:
Paraboloid,
hiperboloid, dan helikoid, yang secara konstan meragamkan gelombang
cahaya, kaya akan matriks sehingga ornamentasi dan pemodelan sudah
tidak diperlukan lagi.[63]
Elemen
lain yang sering digunakan Gaudà adalah lengkungan katener.
Ia mempelajari geometri
secara mendalam ketika masih muda. Ia juga mempelajari berbagai
artikel tentang rekayasa
(teknik), bidang ilmu yang memuji lengkungan katener sebagai elemen
mekanik. Lengkungan ini dulunya hanya diterapkan pada pembangunan
jembatan
gantung. GaudÃ
adalah orang pertama yang memakai elemen ini dalam arsitektur umum.
Arch katener di bangunan-bangunan seperti Casa Milà , Sekolah
Teresianas, ruang bawah tanah Colònia Güell, dan Sagrada FamÃlia
memungkinkan Gaudà menambahkan elemen kekuatan besar terhadap
struktur-strukturnya, karena katener mendistribusikan beban yang
dibawanya dengan setara, dan hanya dipengaruhi oleh gaya tangensial
yang berhenti sendiri.[64]
GaudÃ
berevolusi dari bidang
ke geometri
spasial, sampai
geometri pelintir. Bentuk-bentuk konstruksi ini sangat pas dengan
pemakaian bahan murah seperti batu bata. Gaudà sering menggunakan
penataan bata dengan mortar secara berlapis-lapis seperti kubah
Catalunya
tradisional.[65]
Pencarian solusi struktur baru ini memuncak antara 1910 dan 1920,
ketika ia memanfaatkan penelitian dan pengalamannya pada
mahakaryanya, Sagrada FamÃlia. Gaudà merancang gereja ini layaknya
struktur hutan dengan serangkaian tiang
mirip pohon yang terbagi menjadi beberapa cabang untuk menopak
struktur kubah
hiperboloid yang saling terikat. Ia meninggikan tiangnya supaya bisa
menahan tekanan lurus terhadap bidangnya. Ia juga merancang tiangnya
dengan bentuk helikoid pelintir ganda (ke kanan dan ke kiri) seperti
pada cabang dan batang pohon. Semuanya menciptakan struktur yang saat
ini dikenal sebagai fraktal.[66]
Diiringi pemanfaatan ruang yang membaginya menjadi modul-modul kecil,
independen, dan dapat menopang dirinya sendiri, geometri ini
menghasilkan struktur yang dengan sempurna menopang gaya traksi
mekanik tanpa memerlukan buttress
(penopang) seperti yang disyaratkan oleh gaya neo-Gothik.[67]
Karena itu, Gaudà berhasil menciptakan solusi logis yang rasional,
terstruktur, dan sempurna. Pada saat yang sama, ia menciptakan gaya
arsitektur baru yang asli, sederhana, praktis, dan indah.
Melampaui Gothik
Teknik
konstruksi baru ini memungkinkan Gaudà mencapai tujuan arsitektur
terbesarnya, yaitu menyempurnakan dan melampaui gaya Gothik. Bagian
pusat kubah hiperboloidnya berada di tempat yang pada kubah Gothik
diisi oleh batu tengah (keystone),
dan struktur hiperboloid tersebut memungkinkan keberadaan lubang di
tempat itu agar cahaya bisa masuk. Di perpotongan antara kubah,
struktur hiperboloid juga memungkinkan keberadaan lubang yang
dimanfaatkan Gaudà untuk mereka ulang langit berbintang. Berbeda
dengan kubah Gothik yang perpotongan antara kubahnya dihiasi tulang
penopang.[68]
GaudÃ
melengkapi visi arsitektur organiknya dengan visi keruangan unik yang
membuatnya mampu mewujudkan desainnya dalam bentuk tiga dimensi,
tidak seperti desain datar pada arsitektur tradisional. Ia pernah
berkata bahwa ia mendapat ide keruangan (spasial) ini ketika masih
kecil; ia melihat gambar tungku yang dibuat ayahnya.[69]
Berkat konsep keruangan ini, Gaudà selalu memilih untuk berkarya
dengan model tempaan dan model skala atau bahkan berimprovisasi
langsung di tempat konstruksi. Gaudà enggan menggambar cetak biru
dan ia jarang sekali membuat sketsa karyanya. Ia baru menggambar jika
diminta oleh pemerintah.
Inovasi
Gaudà lainnya dalam bidang rekayasa adalah pemakaian model skala
untuk menghitung atau mengalkulasi struktur. Untuk gereja Colònia
Güell, ia membangun model skala 1:10 dengan tinggi 4 m
(13 kaki)
di sebuah tenda di samping bangunan. Di sana, ia membuat model yang
memiliki dawai disertai kantong-kantong kecil berisi batu yang
bergelantungan di dawai tersebut. Di meja gambar yang terpaku ke
oteng, ia menggambar lantai gereja, dan ia menggantung dawainya
(untuk katener) bersama batu (untuk pemberat) dari titik-titik
penopang kolom bangunan, yaitu perpotongan dinding. Pemberat ini
menghasilkan kurva katener pada lengkungan dan kubah. Waktu itu, ia
mengambil foto yang jika dibalik akan menampilkan struktur kolom dan
lengkungan yang diinginkan GaudÃ. Gaudà kemudian mewarnai fotonya
dengan gouache
atau pastel.
Garis besar bangunan gereja pun ditetapkan, dan ia mencatat setiap
rinciannya, baik arsitektur, gaya, maupun dekorasinya.[70]
Posisi
Gaudà dalam sejarah arsitektur adalah sebagai sosok jenius kreatif
yang, karena terinspirasi oleh alam, mengembangkan gayanya sendiri
yang mencapai kesempurnaan teknis dan nilai estetis, dan menjadi
tanda karakternya. Inovasi struktur Gaudà merupakan hasil dari
seluruh pengalamannya mempelajari berbagai gaya arsitektur, mulai
dari Dorik
sampai Barok
melalui Gothik,
inspirasi utamanya. Bisa dikatakan bahwa gaya-gaya ini terlihat pada
karyanya yang kemudian ditafsirkan ulang dan disempurnakan. GaudÃ
melewati era historisisme dan eklektisisme yang dialami generasinya
tanpa berhubungan dengan aliran arsitektur lain pada abad ke-20 yang,
menurut pemikiran rasionalis mereka, diturunkan dari mazhab Bauhaus,
dan mewakili evolusi antitetis sampai evolusi yang dirintis GaudÃ.
Evolusi tersebut kelak mencerminkan penolakan dan sedikitnya
pemahaman terhadap karya arsitek modernista.
Faktor
lain yang berujung pada pengabaian karya arsitek Catalunya ini adalah
bahwa meski memiliki banyak asisten dan pembantu, Gaudà tidak
menciptakan mazhabnya sendiri dan tidak pernah mengajarkannya kepada
orang lain, bahkan ia tidak meninggalkan dokumen tentang
pemikirannya. Sejumlah rekannya mengadopsi inovasi GaudÃ, termasuk
Francesc Berenguer dan Josep
Maria Jujol;
rekan lainnya, seperti Cèsar
Martinell,
Francesc Folguera, dan Josep Francesc RÃ fols condong ke Noucentisme
dan meninggalkan jejak sang maestro.[71]
Namun, tingkat pengaruhnya dapat diamati pada karya para arsitek yang
membentuk aliran Modernista
atau beralih dari Modernista
dan arsitek yang tidak punya hubungan langsung dengan GaudÃ, seperti
Josep Maria Pericas (Casa Alòs, Ripoll),
Bernardà Martorell (pemakaman Olius)
dan LluÃs Muncunill (MasÃa Freixa, Terrassa).
Gaudà dianggap sebagai peletak peninggalan terbesar pada arsitektur
abad ke-20: maestro seperti Le
Corbusier
menyatakan dirinya sebagai penggemar GaudÃ, dan karya arsitek lain
seperti Pier
Luigi Nervi,
Friedensreich
Hundertwasser,
Oscar
Niemeyer, Félix
Candela, Eduardo
Torroja, dan
Santiago
Calatrava
terinspirasi oleh GaudÃ. Frei
Otto menggunakan
bentuk-bentuk Gaudà dalam pembangunan Stadion
Olimpiade Munich.
Di Jepang, karya Kenji
Imai mengandung
jejak-jejak pengaruh Gaudà seperti yang terlihat pada Tugu
Peringatan Dua
Puluh Enam Martir Jepang
di Nagasaki
(memenangkan Penghargaan Arsitektur Nasional Jepang pada tahun 1962);
di tugu ini terdapat "trencadÃs" khas GaudÃ.[72]
Desain dan keahlian
Pada
masa-masa kuliah, Gaudà sering menghadisi lokakarya kerajinan, salah
satunya lokakarya yang dipimpin Eudald PuntÃ, Llorenç Matamala, dan
Joan Oñós. Ia di sana mempelajari aspek-aspek dasar teknik yang
terkait dengan arsitektur, termasuk pemahatan, perkayuan,
penempaan
besi, kaca
berwarna,
keramik,
pemodelan plaster,
dan lain-lain.[73]
Ia juga belajar perkembangan-perkembangan teknologi baru,
mengintegrasikannya pemakaian besi dan beton bertulang dalam teknik
konstruksinya. Gaudà melihat arsitektur sebagai desain multifungsi,
ketika setiap detail dalam suatu susunan harus ditempatkan secara
harmonis dan proporsional. Pengetahuan ini memungkinkan Gaudà untuk
merancang proyek arsitektur, termasuk semua elemen dalam karyanya,
mulai dari perabotan, pencahayaan, sampai besi tempa.
GaudÃ
juga merupakan inovator dalam bidang keahlian. Ia menciptakan solusi
teknis dan dekoratif baru menggunakan bahan-bahannya, misalnya cara
Gaudà merancang mosaik keramik yang terbuat dari sampah
("trencadÃs")
dengan kombinasi yang baru dan imajinatif. Untuk restorasi Katedral
Mallorca, ia menciptakan teknik baru untuk membuat kaca berwarna,
yaitu dengan menumpuk tiga panel kaca berwarna
primer, dan
kadang-kadang satu panel berwarna netral, membedakan ketebalan
kacanya untuk mendapatkan intensitas cahaya yang diinginkan.[74]
Objek
yang didedikasikan untuk Orfeó
Català (1922),
dirancang oleh GaudÃ, digambar oleh Francesc Quintana dan diwarnai
oleh Josep
Maria Jujol
Inilah
cara Gaudà merancang beberapa pahatan di Sagrada FamÃlia. Ia akan
mempelajari anatomi
figurnya secara mendalam dan berfokus pada gesturnya. Ia sebelumnya
mempelajari kerangka manusia dan kadang memakai boneka yang terbuat
dari kawat untuk menguji postur figur yang akan dipahatnya. Ia
kemudian mengambil foto modelnya menggunakan sistem cermin yang
memberi sudut pandang berbeda. Ia lalu membuat kerangka plaster figur
tersebut, baik manusia maupun hewan; ia pernah membuat keledai
berdiri dan tidak bergerak sama sekali. Ia mengubah proporsi
kerangka-kerangka ini untuk mendapatkan penampilan figur yang
diinginkan, tergantung tempatnya di gereja. Jika semakin tinggi
letaknya, semakin besar kerangkanya. Terakhir, ia memahat figurnya
dari batu.[75]
Ruang kota dan lanskap
GaudÃ
juga belajar membuat lanskap, biasanya di lingkungan kota. Ia ingin
menempatkan karyanya di lingkungan yang paling pas dari segi alam dan
arsitektunya dengan mempelajari lokasi pembangunannya secara mendalam
dan mencoba menggabungkannya secara alami ke lingkungan tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut, ia sering menggunakan bahan yang
paling banyak ditemukan di lingkungan tersebut, misalnya sabak
Bellesguard dan granit
Bierzo
di Istana Episkopal, Astorga. Kebanyakan proyek yang dirancangnya
adalah kebun, seperti Taman Güell dan Kebun Can Artigas, atau kebun
terpisah, seperti Casa Vicens dan Paviliun Güell. Pendekatan
harmonis Gaudà terhadap pembuatan lanskap dapat dilihat dengan jelas
di First Mystery of the Glory of the Rosary di Montserrat. Kerangka
arsitektur di sana berasal dari alam (batu Montserrat) yang mengitari
sekumpulan patung yang menghiasi jalan menuju Holy Cave.
Interior
Interior
Casa
Vicens
GaudÃ
juga dikenal sebagai dekorator
interior. Ia
mendekorasi sendiri sebagian besar bangunan rancangannya, mulai dari
perabotan sampai detail terkecil. Ia tahu cara menerapkan hal-hal
kecil dalam gaya, menyesuaikan dekorasi dengan citarasa pemilik, gaya
susunan yang dominan, atau tempatnya dalam lingkungan sekitarnya,
baik perkotaan atau alam, sekuler atau religius. Sebagian besar
karyanya terkait dengan perabotan liturgi.
Mulai dari desain meja untuk kantornya pada awal kariernya sampai
perabotan yang dirancang untuk Istana Sobrellano di Comillas.
Ia merancang semua perabotan di Casa Vicens, Casa Calvet, Casa
Batlló, Casa Milà , Istana Güell, dan Menara Bellesguard, serta
perabotan liturgi Sagrada FamÃlia. Perlu diketahui bahwa GaudÃ
belajar ergonomi
supaya bisa mengadaptasikan perabotannya dengan anatomi manusia.
Banyak perabotan rancangannya dipamerkan di Gaudà Museum.[76]
Aspek
lain yang dimilikinya adalah persebaran ruang yang cerdas yang selalu
bertujuan menciptakan suasana interior yang nyaman dan intim. Untuk
menghasilkannya, Gaudà akan membagi ruang menjadi beberapa bagian
sesuai kegunaannya masing-masing dengan dinding rendah, loteng
rendah, pintu geser, dan lemari dinding. Selain memperhatikan setiap
hal rinci dari seluruh elemen struktur dan ornamen, ia memastikan
agar karya rancangannya memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik.
Demi mewujudkannya, ia mempelajari setiap orientasi proyek sesuai
titik kardinalnya, serta iklim setempat dan tempatnya di dalam
lingkungannya. Pada masa itu, masyarakat sedang menggandrungi
kenyamanan dalam ruangan yang memiliki pipa air dan gas dan lampu
listrik. Semuanya disusun oleh Gaudà dengan cermat. Pada Sagrada
FamÃlia, misalnya, ia melakukan kajian secara menyeluruh terhadap
akustika
dan pencahayaan untuk mengoptimalkan pemanfaatannya. Mengenai
pencahayaan, ia pernah berkata:
Cahaya
mencapai harmoni maksimum pada kemiringan 45°, karena cahaya jatuh
ke objek dengan jalur yang tidak horizontal maupun vertikal. Ini bisa
disebut sebagai cahaya menengah, dan cahaya ini memberi penampakan
objek yang paling sempurna dan nuansa paling apik. Inilah cahaya
Mediterania.[77]
Pencahayaan
juga memaksa Gaudà melakukan pengaturan ruang yang membutuhkan
kajian mendalam terhadap gradasi intensitas cahaya supaya bisa
beradaptasi dengan lingkungan tertentu. Ia mewujudkan hal ini dengan
sejumlah elemen seperti kaca atap, jendela, dan penutup jendela.
Contoh paling terkenal adalah gradasi warna yang dipakai di atrium
Casa
Batlló demi
mencapai persebaran cahaya yang seragam di seluruh interior bangunan.
Ia juga cenderung membangun rumah menghadap ke selatan untuk
memaksimalkan ekspos sinar matahari.[78]
Karya
Karya
Gaudà umumnya dikelompokkan sebagai modernista,
dan masuk dalam aliran ini karena keberaniannya untuk merenovasi
tanpa mematahkan tradisi, pencarian modernitas, sentuhan ornamental
pada karya, dan karakter multidisipliner dari setiap pengerjaannya
yang didominasi oleh keahlian. Gaudà menambahkan sedikit elemen
barok, mengadopsi kemajuan teknik, dan melanjutkan penggunaan bahasa
arsitektur tradisional. Diiringi inspirasinya dari alam dan sentuhan
asli karya-karyanya, amalgam ini lantas memberi karya-karyanya
karakter yang personal dan unik dalam sejarah arsitektur.
- Secara kronologis, sulit untuk menentukan garis pandu yang mengilustrasikan evolusi gaya Gaudà dengan benar. Meski ia beralih dari pendekatan historisis agar bisa sepenuhnya berada dalam aliran modernista yang berkembang begitu cepat pada trimester terakhir abad ke-19 di Catalunya sebeum akhirnya mendapatkan gaya organik yang sesuai dengan dirinya, proses ini tidak terdiri dari tahap-tahap jelas dengan batas yang jelas pula. Justru di setiap tahap terdapat cerminan tahap sebelumnya, karena ia secara perlahan berasilimilasi dan melewati tahap-tahap tersebut. Salah satu deskripsi karya Gaudà terbaik dituliskan oleh murid sekaligus penulis biografinya, Joan Bergós, menurut kriteria plastik dan struktural. Bergós menetapkan lima periode produksi karya GaudÃ: periode pendahuluan, mudéjar-morisco (seni Moor/mudéjar), imitasi Gothik, naturalis dan ekspresioinis, dan sintesis organik.[79]Pengaruh
Setelah
kematiannya, karya-karya Gaudà terabaikan dan tidak populer di
kalangan kritikus internasional yang mencapnya sebagai sesuatu yang
barok dan terlalu imajinatif. Di tanah kelahirannya, ia diabaikan
oleh Noucentisme,
aliran baru yang menggantikan Modernisme.
Pada tahun 1936, selama Perang
Saudara Spanyol,
bengkel Gaudà di Sagrada FamÃlia diobrak-abrik dan banyak dokumen,
rencana, dan model skalanya yang hancur.
Reputasi
Gaudà mulai membaik pada 1950-an ketika karyanya dipuji oleh
Salvador
Dalà dan
arsitek Josep
LluÃs Sert.
Tahun 1952, perayaan seratus tahun kelahiran GaudÃ, Asociación de
Amigos de Gaudà didirikan dengan tujuan mengungkap dan melestarikan
karya-karyanya. Empat tahun kemudian, sebuah pameran diadakan di Saló
del Tinell di
Barcelona, dan Gaudà Chair di Universitas
Politeknik Catalunya
dibentuk dengan tujuan memperdalam studi karya-karya Gaudà dan
berpartisipasi dalam pelestariannya. Pada tahun 1957, pameran
internasional Gaudà diselenggarakan untuk pertama kali di Museum
of Modern Art,
New York City. Tahun 1976, pada peringatan kematiannya ke-50, Menteri
Luar Negeri Spanyol meresmikan pameran bertopik Gaudà dan
karya-karyanya yang kemudian diarak ke seluruh dunia.[116]
Antara
1950 dan 1960, penelitian dan tulisan oleh kritikus internasional
seperti George R. Collins, Nikolaus
Pevsner, dan
Roberto Pane melahirkan kesadaran baru atas keberadaan karya GaudÃ.
Di kampung halamannya, ia dielu-elukan dan dipromosikan oleh
Alexandre Cirici, Juan
Eduardo Cirlot,
dan Oriol
Bohigas. Karya
Gaudà sejak itu mendapat apresiasi iinternasional yang luas. Di
Jepang, beberapa penelitian tentang Gaudà diterbitkan oleh Kenji
Imai dan
Tokutoshi
Torii. Pengakuan
internasional atas karya Gaudà pada bidang arsitektur dan desain
memuncak pada tahun 1984 dengan terdaftarnya karya-karya penting
Gaudà sebagai Situs
Warisan Dunia UNESCO.[117]
Gaya Gaudà memengaruhi sejumlah arsitek kontemporer seperti Santiago
Calatrava[118]
dan Norman
Foster.[119]
Berkat
gaya hidup Gaudà yang sangat religius dan asketik,
uskup agung Barcelona, Ricard Maria Carles mengusulkan beatifikasi
Gaudà pada tahun 1998. Beatifikasinya disetujui oleh Vatikan
tahun 2000.[120]
Pada ulang tahun Gaudà ke-150, beberapa upacara resmi, konser,
acara, dan konferensi diadakan, dan sejumlah buku diterbitkan.
Tanggal 24 September pada tahun yang sama, musikal GaudÃ
dipentaskan perdana di Palau
dels Esports de Barcelona.
Para pengarang musiknya adalah Jordi Galceran, Esteve Miralles, dan
Albert Guinovart.[120]
Pada tahun 2008, GaudÃ
Awards
diluncurkan sebagai bentuk penghormatan kepada Gaudà oleh Akademi
Film Catalunya dan dianugerahkan untuk film Catalunya terbaik setiap
tahunnya.[121]
Sebuah pesawat Airbus
A340-642 milik
Iberia,
EC-INO, diberi nama Gaudi.
Warisan dunia
Beberapa
karya GaudÃ
mendapatkan status Warisan Dunia oleh UNESCO: Tahun 1984,[122]
Park Güell, Palau Güell, dan Casa Milà ; tahun 2005[123]
fasade Nativity, ruang bawah tanah dan apsis Sagrada FamÃlia, Casa
Vicens, dan Casa Batlló di Barcelona, serta ruang bawah tanah
Colònia Güell di Santa Coloma de Cervelló.
Peresmian
karya Gaudà sebagai Warisan Dunia bertujuan untuk mengakui nilai
universalnya yang luar biasa. Menurut kutipannya:[124]
- Karya Antoni Gaudà merupakan kontribusi kreatif yang tak tertandingi dan luar biasa terhadap perkembangan arsitektur dan teknologi pembangunan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
- Karya Gaudà memiliki keterikatan nilai-nilai penting yang sangat berkaitan dengan nuansa budaya dan artistik pada masanya, seperti yang ada di el Modernisme [sic] dari Catalonia. Karyanya mengantisipasi dan memengaruhi berbagai bentuk dan teknik yang relevan dengan perkembangan konstruksi modern pada abad ke-20.
- Karya Gaudà mewakili serangkaian contoh tipologi bangunan yang luar biasa dalam arsitektur awal abad ke-20, baik hunian maupun publik. Ia memberi kontribusi besar dan kreatif terhadap perkembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar