Senin, 29 Desember 2014

Arsitektur Mediterania


Arsitektur mediterania ini memiliki ornamen sederhana yang mengutamakan kenyamanan. Arsitektur mediterania terinspirasi dari bangunan-banguna Italia dan Spanyol. Bentuknya yang dinamis dengan penataan massa bangunan menyebar pada rumah dengan lahan yang luas, meskipun ada juga rumah bergaya mediteranian dengan komposisi bentuk yang kompak, untuk rumah pada lahan yang lebih terbatas. Tampak (fasad) bangunan memiliki balkon-balkon yang menonjol dengan jendela memiliki ukuran lebih kecil dan sedikit.
Untuk desain interior dengan langit-langit yang umumnya langsung mengekspos struktur atap dan tidak terlalu tinggi. Untuk bangunan bertingkat langit-langit memperlihatkan langsung struktur lantai. Tapi di Indonesia umumnya masih menggunakan plafond, baik pada bangunan satu lantai maupun rumah bertingkat. Hal ini dikarenakan persepsi sebagian besar orang Indonesia yang menganggap sebuah rumah  belum lengkap jika tidak memiliki plafond. Memiliki ruangan dengan ukuran luas yang lebih efisien, tidak berlebihan namun tata letak ruangan masih tetap terpisah-pisah menggunakan pemisah masif seperti dinding. Penggunaan bahan bangunan pada gaya arsitektur mediternian umumnya menggunakan bahan bangunan yang natural, seperti kayu dengan finishing mate atau dof, besi tempa (wrough iron), penutup lantai keramik berjenis rustic dengan nat yeng lebar  4-7 mm, batu alam berwarna muda (cream, beige) meskipun banyak juga yang menggunakan cat sebagai finishing eksterior terutama interior. Ciri-ciri bangunan Mediterania memang sesuai bagi daerah-daerah yang beriklim panas. Keberadaan arsitektur Mediterania merupakan jawaban atasnya. Keindahan tradisi Mediterania dengan karakter bangunan yang berdinding tebal untuk melindungi panas disiang hari namun tetap hangat dimalam hari.
Jendela-jendela kecil untuk menahan hawa panas, serta taman yang terlindung secara privacy di dalam bangunan merupakan ciri khusus gaya arsitektur Mediterania yang telah berkembang secara berabad-abad. Setiap wilayah di Mediterania, mempunyai perjalanan sejarah dan keunikan budaya lokal tersendiri. Namun ada beberapa hal yang kerap dijumpai, sehingga dapat dianggap karakter umum arsitektur Mediterania, yaitu:    
  • Kolom dan unsur lengkung yang berakar pada arsitektur klasik Yunani-Romawi pada jendela, pintu dan portico.
  • Teras, selasar lebar ataupun  court yard yang dilengkapi fountain menjadi cara untuk membuat suhu tetap nyaman. Ruang luar merupakan perluasan dari ruang dalam. Dimanfaatkan sebagai  ruang duduk atau ruang makan.
  • Alam menjadi inspirasi pemilihan material finishing  lantai, dinding dan plafond. Dinding dibuat dengan tesktur kasar, terkesan alami. Iklim panas,kering,sering tanpa hujan membuat penggunaan atap datar atau atap miring nyaris tanpa teritis.
  • Sinar  matahari kuat di kawasan Laut Mediterania diimbangi dengan penggunaan warna tegas. Yunani,  mempunyai ciri paduan biru dan putih. Terinspirasi  dari birunya  laut Mediterania, dan putihnya awan diatasnya. Afrika Utara,  mempunyai ciri warna yang terinspirasi dari warna padang pasir ataupun warna tanah di Delta Sungai Nil.
  • Dan ada wilayah yang terinspirasi oleh warna landscape di Mediterania, seperti merahnya  anggur, kuningnya bunga matahari, dan hijaunya pohon cypress.


Desain rumah dengan gaya mediterania memiliki bentuk dan struktur yang khas biasanya terkesan rumah mewah. Selain itu, konsep mediterania juga kaya akan warna. Warna yang biasanya selalu dipakai dalam desain ini adalah warna-warna tanah.
Gaya mediterania merupakan salah satu seni arsitektur yang berkembang. Gaya ini adalah perkembangan dari bentuk arsitektur vernakuler muncul dari negara-negara pesisir laut mediterania. Arsitektur mediterania juga banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam dan eropa. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri bentuk lengkungan pada pintu, jendela, teras, dan selaras lebar yang membuat suhu di dalam ruangan rumah bergaya mediterania tetap terasa nyaman.
Ciri khas desain mediterania lainnya yaitu terlihat dari elemen dinding yang dibuat dengan tekstur kasar dan terkesan alami. Sedangkan dari segi warna, gaya mediterania banyak menggunakan paduan warna-warna yang tegas dan tampil natural. Ya, pada arsitektur mediterania, dinding-dindingnya lebih banyak didesain dengan permainan warna-warna alami, misalnya terakota. sumber : rumah-modern.com
Unsur Pendukung Rumah Konsep Mediterania
Berikut adalah elemen pendukung dalam suatu arsitektur bangunan mediterania yang diambil dari dombe-bunting.com :
Kolom, Kolom pendukung yang sering digunakan adalah kolom yang terbuat dari batubata, sebagai bagian dari kolonade biasanya mengelilingi patio, kolom satu dengan yang lain dihubungkan dengan balok berbentuk semi sirkular (arches) dilengkapi dengan mahkota dan alas kolom sederhana.
Pilar adalah kolom vertikal dari batuan, kayu atau metal yang berfungsi struktural
(konstruksi) dalam arti memikul beban atap, atau hiasan saja (ornamentasi). Pilar menjadi salah satu pemerkuat ciri gaya arsitektur Mediterania, sebagai bagian penting dari gaya ini.
Pilar-pilar sesungguhnya dari Mesir dan Yunani-Romawi merupakan bagian dominant pada muka bangunan (facade), sangat vocal dan memiliki kesan kemewahan bangunan-bangunan besar. Hiasan (ornamentasi) pada pilar adalah aturan baku dengan tiga jenis aturan (dalam aturan klasik/classical order Yunani-
Romawi), yaitu aturan Doric, aturan Ionic, serta aturan Chorintian. Pada gaya arsitektur Mediterania di Indonesia, pilar muncul sebagai pilar sesungguhnya yang berfungsi struktural, atau hanya hiasan saja. Pilar biasanya berbentuk bulat panjang dan dihiasi permukaannya dengan hiasan yang mirip dengan aturan-aturan Yunani-Romawi tersebut, atau hiasan yang didesain sendiri, dibuat mirip-mirip dengan aslinya. Kadangkala pilar malah berpenampang segiempat. Pilar biasanya menopang bagian portico, balkon atau carport dengan model tympanum di atas-nya.

Atap, Atap bangunan di Mediterania menggunakan atap miring, baik pelana (dua sisi) ataupun limasan (empat sisi), kuda-kuda kayu dan genteng tanah liat berwarna terakota, teritisan pendek atau tanpa teritisan sama sekali.
Atap pada gaya arsitektur Mediterania di Indonesia bervariasi antara atap pelana, atap limasan, atau kombinasi keduanya. Kuil Thesseion di Athena Yunani, unsure pilar dan tympanum sangat dominan.
salah satu peninggalan Romawi, Colosseum, yang mengetengahkan barisan kolom dan lengkung yang artistic biasanya berteritisan pendek, sedangkan jendela-jendela diberi pelindung dak beton.
kebanyakan bangunan menggunakan tritisan yang dalam (deep eaves). Genteng yang menutup bagian atas listplank masih menyisakan listplank dibagian bawahnya.
Dinding, Dinding bangunan di Mediterania (terutama Spanyol) banyak dibuat dari batubata tanpa dibakar yang disebut adobe. Dinding batuan juga mewarnai bangunan dimasa lalu sebagai peninggalan Yunani-Romawi (di Italia sekarang dan Turki) dan bangunan-bangunan di wilayah Timur-Tengah. Karakter dinding tersebut dibawa dalam gaya arsitektur Mediterania di Indonesia dalam bentuk dinding bertekstur plester kasar, dinding batuan, atau ornamen yang menyerupai susunan batuan.
Penggunaan bahan-bahan alam diselesaikan tanpa finishing. Apabila dinding tersebut diselesaikan, maka plesteran dibuat tidak rata sehingga menimbulkan karakter tekstur yang kasar. Karakter dinding yang berat hadir dengan adanya konstruksi dinding tebal.Pada awalnya bangunan bergaya arsitektur Mediterania, memiliki citra polos dan sederhana. Ada yang menyebut bangunan asal Spanyol ini berwajah bleak and blare,
Jendela, Jendela-jendela biasanya berukuran relatif kecil dan berbentuk persegi panjang atau kotak-kotak kecil. Kadang-kadang dengan ujung bagian atas berbentuk lengkungan. Jendela biasanya dilengkapi dengan kisi-kisi yang terbuat dari kayu atau besi tempa. Angin-angin yang berbentuk lingkaran banyak juga menjadi bagian dari penampilan wajah bangunan berarsitektur Mediterania
Pintu Masuk Utama, pintu masuk utama (doorway) memiliki bentukan terutama karena pengaruh-pengaruh Bizantium, Spanish Gotthic dan bentuk pintu masuk yang paling sering digunakan adalah bentuk Spanish Renaissance. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa pintu masuk utama berbentuk persegi empat biasa dengan angin-angin berbentuk semi-sirkular atau persegi empat. lukisan. Bingkai atau frame pada lubang pintu ini tidak hanya pada pintu masuk utama saja, tetapi berlaku untuk semua pintu dan bahkan jendela.
Pintu dan jendela di Indonesia biasanya berbentuk segiempat, dengan bentuk lengkungan di atasnya. Kusennya biasanya dibuat menjadi bingkai yang dihias dengan lis profil. Bukaan angin-angin (ventilasi) berbentuk segiempat dan lingkaran, sertaberukuran kecil-kecil.

Balkon, Balkon tipe continous biasanya ditemukan pada bagian patios atau courts, balkon ini biasanya digunakan untuk koridor terbuka yang menghubungkan dua sayap bangunan. rumah mediterania (sumber: rumah-modern)
Balkon merupakan area menonjol di lantai atas bangunan, digunakan sebagai area ruang luar. Balkon adalah ciri kuat gaya arsitektur Mediterania, mengingat di wilayah Mediterania, terutama di Spanyol dan Italia, balkon banyak digunakan. Balkon biasanya merupakan area untuk sekadar duduk-duduk dan menikmati pemandangan. Sebagai suatu cirri khas gaya arsitektur Mediterania di Indonesia,
balkon berperan penting untuk menunjang kesan gaya ini, di mana biasanya bila sebuah rumah tinggal bergaya Mediterania mempunyai dua lantai, maka biasanya juga mempunyai balkon.

Kubah, Kubah adalah atap melingkar dengan bentuk setengah bola yang banyak digunakan di wilayah Mediterania pada bangunan-bangunan besar. Kubah sering digunakan karena alasan konstruksi kubah bisa menaungi ruang cukup lebar tanpa kolom. Kubah juga memiliki nilai keindahan (estetika) yang baik. Kubah merupakan salah satu ciri gaya arsitektur Mediterania di Indonesia, walaupun bukan keharusan menggunakannya. Kubah banyak dipakai sebagai elemen hiasan (dekoratif) pada area masuk bangunan (entrance) atau khusus di atas ruang yang membutuhkan penekanan suasana special. Karena kubah memberi kesan mewah, biasanya ditempatkan pada area ruang tamu atau orang
berkumpul dalam rumah.

Portico, Portico adalah bagian bangunan terbuka yang menempel bangunan, digunakan untuk area masuk (entrance) bangunan, biasanya memiliki kolom-kolom untuk menyangga atapnya sendiri. Sebuah bangunan bergaya arsitektur Mediterania biasanya mempunyai portico, atau yang menyerupai portico, karena merupakan ciri kunci dari gaya arsitektur Mediterania. Portico dapat berdiri sendiri sebagai ruang terbuka dengan atapnya sendiri, atau dengan sebuah balkon di atasnya.

Ballustrade, Balustrade merupakan barisan atau susunan horisontal dari tiang-tiang yang disatukan railing (rel penghubung) berupa kayu, besi atau bahan lain. Balustrade merupakan permainan hias (dekoratif) yang terdapat pada rangkaian tiang-tiang pengaman Penggunaan pilar dengan bentuk bulat dan segi empat sebagai tiga aturan (order) Yunani, Dari kiri ke
kanan: Ionic, Chorintian dan Doric portico, elemen kunci gaya arsitektur Mediterania yang berfungsi sebagai pemberi tanda area masuk bangunan atau rumah.

Typanium, Tympanum adalah bagian dari bentuk geometri dan hiasan (dekorasi) yang berbentuk segitiga (kadang juga setengah lingkaran) di atas pintu, jendela atau portico. Di Indonesia, banyak digunakan pada bagian atas portico, bentukan atap, serta di atas pintu dan jendela.

Bentukan Menara, Bentuk menara atau serupa menara juga muncul dalam gaya arsitektur Mediterania di Indonesia. Bentuk menara banyak dijumpai di Timur-Tengah. Bentukan menara ini biasanya menghiasi bagian ujung bangunan atau menandai bagian bangunan yang penting, misalnya pintu masuk utama.
Denah menara biasanya berbentuk melingkar dan atap menara menyesuaikan dalam bentuk kubah. Bila menara berdenah segiempat, maka atapnya biasanya atap limasan lancip seperti bangunan-bangunan Gothic.
Warna, Warna yang banyak muncul pada bangunan di wilayah Mediterania adalah warna batuan seperti terakota, kuning kapur, putih, abu-abu dan sebagainya. Warna-warna ini menjadi muncul secara berani akibat efek pantulan
sinar matahari yang memungkinkan warnawarna terlihat begitu cemerlang. Warna terakota juga terlihat pada atap rumah-rumah tradisional, misalnya di Spanyol, di mana penutup atap atau genteng terbuat dari tanah liat berwarna terakota. Pada awalnya bangunan bergaya arsitektur Mediterania memiliki citra polos dan sederhana. Rexford menjuluki bangunan asal .Spanyol ini berwajah 'beak and bare', bangunan-bangunan ini kemudian terpengaruh warna-warna cerab Karibia. Kesan bangat bahkan panas akhirnya dihadirkan pada dinding bangunan dengan gaya arsitektur Mediterania ini . (Istanto, 1999) Pada gaya arsitektur Mediterania di Indonesia, warna-warna cernerlang ini muncul sebagai cat yang berwarna-warni. Kalaupun menggunakan batuan, maka batuan yang digunakan adalah batuan dengan warna cerah, seperti misalnya batu palimanan dan bata paras.

UNSUR DEKORATAIF
Lis Profil, Lis profil adalah hiasan berbentuk kumpulan garis menonjol. Lis profil ini merupakan salah satu ciri utama dalam gaya arsitektur Mediterania di Indonesia. Hiasan ini biasanya memberi batas antara bagian bangunan, misalnya antara dinding dengan atap, antara lantai satu dan lantai dua, antara jendela dan dinding, dan sebagainya. Lis profil sangat mirip dengan architrave, yaitu dekorasi berbentuk pita-pita atau lis pada pilarpilar aturan klasik Yunani-Romawi, namun telah disederhanakan atau digubah kembali. Ketebalan lis profil bervariasi, kadang hanya muncul sebagai garis semata. Lis profil termasuk hiasan menarik karena memberi ketegasan bentuk bangunan dan membawa kesan mewah. Dekorasi Bentuk Vegetasi dan Hiasan Mesir Dekorasi jenis vegetasi muncul dalam bentuk paling sederhana, misalnya bentuk sulur sederhana, di mana hiasan ini bisa dikaitkan dengan hiasan floral yang berkembang pesat di Timur-Tengah. Dekorasi bentuk vegetasi ini tidaklah menonjol pada gaya arsitektur Mediterania di Indonesia, penggunaannya hanya untuk memperkuat kesan gaya Mediterania. Hiasan yang serupa hieroglif atau hiasan lain dari Mesir kadang digunakan pada gaya ini, namun hanya sebagai variasi saja. Bahan Bangunan Bahan yang digunakan untuk membangun di wilayah Mediterania cukup bervariasi, meskipun tidak selengkap saat ini. Wilayah Mediterania terdiri dari banyak negara dan kebudayaan yang tidak sama cara membangunnya, sebagai contoh bangsa Afrika pedalaman mempunyai cara cukup unik, membangun dengan bahan tanah liat. Bangunan tanah liat mengharuskan adanya banyak 'kolom' terbuat dari tanah liat pada sepanjang dinding dan banyak di dalam bangunannya. Eksplorasi teknik membangun tanah liat ini memungkinkan dibangunnya bangunan setinggi dua puluh meter. Orang-orang Timur-Tengah, Mesir, Yunani- Romawi serta Bizantium-Kristen awal banyak membuat bangunan dari batuan dan Bata bakaran. Saat ini, teknologi dan bahan bangunan berkembang sangat pesat sehingga tidaklah mustahil untuk mengadaptasi segala jenis bentuk bangunan atau hiasan (ornamen) yang berkembang di wilayah Mediterania. Batuan pada gaya arsitektur Mediterania di
Indonesia hanya menjadi unsur hias (dekoratif) saja karena tidak digunakan untuk konstruksi. Batuan yang di maksud adalah batuan ekspos (batuan hias) pada dinding, bukan pada pondasi. Batuan memberikan kesan 'lebih berat' pada tampilan muka (facade), yang banyak digunakan di bagian bawah dinding.

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA
DI INDONESIA
M. Sahid Indraswara
Gaya Arsitektur mediterania berkembang pesat sejak sekitar tahun 90-an sampai saat ini. Banyak sekali bangunan rumah yang menggunakan gaya arsitektur mediterania. Langgam arsitektur Mediterania pada hakekatnya merupakan perkembangan dari bentuk arsitektur vernakular yang terdapat di negara – negara kawasan pesisir laut Mediterania, bentuk arsitektur vernakular
sendiri muncul sebagai tindak lanjut atas kebutuhan manusia akan tempat tinggal yang bisa beradaptasi menyesuaikan dengan kondisi alam sekitarnya, dan dalam perkembangannya arsitektur Mediterania sendiri sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan, baik dari kebudayaan asli maupun kebudayaan dari pendatang.
Konsep Arsitektur Mediterania yang sebenarnya adalah menyelaraskan atau menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar yang dipertegas dengan pemakaian bahan - bahan yang berasal dari alam dan tidak merusak alam seperti penggunaan plesteran secara tradisional serta pemakaian batu alam dan tanah liat pada dinding bangunan, arsitektur mediterania sendiri juga telah mendapat pengaruh dari arsitektur Islam yang sampai saat ini menjadi karakter dari arsitektur mediterania, yaitu penggunaan lengkung pada pintu masuk, jendela, dan serambi. Arsitektur mediterania tidak hanya menekankan pada fungsi saja melainkan diseimbangkan dengan kematangan konsep yang menggunakan pilihan bentuk, material, dan warna serta mempertimbangkan dengan kondisi lingkungan sekitar.

ARSITEKTUR MEDITERANIA SECARA UMUM
Apa yang telah kita ketahui sebagai wilayah ‘gaya’ arsitektur Mediterania adalah
produk dari material gedung yang berhubungan dengan bahasa rakyat, karakter
designnya yang menonjol dan ilusi romantis di masa lampaunya. Rumah Mediterania merupakan suatu bangunan yang telah menjadi tradisi dari suatu jaman yang telah berkembang pada daerah pesisir laut Mediterania. Rumah
tradisional Mediterania ini telah menjadi suatu bangunan yang menjadi / menyatu dengan lingkungan dan alam disekitarnya, sehingga bentuk rumah tradisional Mediterania yang pernah ada hingga saat ini merupakan proses adaptasi dari keadaan lingkungan dan alam sekitarnya.
Bentuk dasar dari rumah tinggal Mediterania ini dapat diketahui bahwa bentuk
pada bangunan tersebut merupakan bentuk bangunan hasil dari penyesuaian dengan keadaan lingkungan serta iklim dan keadaan geografis pada negara – negara di sekitar laut Mediterania seperti negara – negara kawasan Eropa selatan. Seperti telah diketahui sebelumnya, bahwa keadaan geografis, iklim serta budaya pada masing – masing kawasan di sekitar pesisir laut Mediterania sangat berpengaruh pada bentukan arsitektur Mediterania sendiri.
Dari segi arsitektur, ada dua hal yang menonjol pada gaya bangunan di Laut Mediterania, yaitu perpaduan antara budaya Barat dan Timur serta gaya bangunan yang khas yang berlokasi di kawasan pesisir, yang dikelilingi pulaupulau.
Secara keseluruhan bangunan bergaya Mediterania menciptakan kesan hangat, kokoh, tetapi tetap dinamis.

GAYA ARSITEKTUR MEDITERANIA DI ITALIA
Gaya arsitektur Mediterania yang ada di daerah kawasan Eropa Selatan terutama di negara Italia dikenal sebagai bangunan yang indah dan agaknya sesuai dengan daerah sub tropis dimana pada daerah ini mengalami 4 musim dalam 1 tahun. Negara Italia yang merupakan negara kepulauan ini banyak
memiliki pantai dan laut, hal ini berdampak pada bentuk bangunan Mediterania yang terdapat di kota Venezia, dan Sisilia (Italia), dimana bangunan-bangunan tersebut memiliki tipikal yang berbeda dengan bentuk bangunan yang ada di tengah kota. Bentuk arsitektur Mediterania ini juga tidak bisa lepas dari pengaruh arsitektur Islam, dimana pada setiap bangunan Mediterania yang ada mengadopsi bentuk lengkung yang merupakan pengembangan dari bentuk – bentuk geometri yang ada pada arsitektur Islam.



ARSITEKTUR TRADISIONAL MEDITERANIA
Bisa dikatakan bahwa rumah tradisional Merditerania khususnya yang
berada di Italia ini merupakan karya arsitektur vernakular, dimana rumah – rumah tersebut merupakan rumah tinggal hasil karya rancangan dan berkembang di masyarakat setempat dimana dalam membangun rumah tersebut sangat memperhatikan faktor – factor alam, keadaan geografis, budaya setempat, serta mendapat pengaruh dari negara – Negara tetangga yang berada di Asia barat, Pada perkembangannya arsitektur Mediterania ini nantinya juga akan mendapat pengaruh dari bentuk arsitektur Romawi dan Yunani.
Pada awal abad 15 suatu aturan pengukuran bangunan ditentukan oleh salah seorang ksatria dengan segala senjatanya diukur untuk jarak ruangannya. Selain itu satu dari ketentuan di Armenopoulos’s Hexabiblos (tengah abad 14) menyebutkan bahwa penonjolan seperti balkon, harus memberikan kelonggaran 15 kaki keatas dari tanah jalan. 1 Masyarakat Mediterania pada masa lalu dalam
membangun rumah tempat tinggalnya, sangat menyesuaikan dengan kondisi alam dan kondisi geografis kawasan, selain itu masyarakat Mediterania juga memaksimalkan potensi yang ada alam dengan menggunakan batu alam dan tanah liat sebagai bahan bangunan untuk diterapkan pada dinding.
Rumah tradisional Mediterania sebenarnya memiliki tampilan bentuk yang simpel, karena hanya merupakan suatu unsur bentukan – bentukan geometris yang disusun sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu tatanan massa.

PERKEMBANGAN GAYA ARSITEKTUR MEDITERANIA DI INDONESIA
 'arsitektur Mediterania' memberi kesan 'seperti' bangunan-bangunan di Mediterania. Gaya arsitektur Mediterania di Indonesia muncul sebagai style atau gaya. Gaya arsitektur Mediterania adalah suatu gaya utuh dengan unsur-unsur pembentuk yang sudah tertentu. Ketika kita menyebutkan 'gaya arsitektur Mediterania', maka bayangan tentang bangunannya mungkin akan sama, yaitu bangunan dengan gaya berciri khas lengkung, berpilar, dan sebagainya.
Gaya Mediterania adalah gaya arsitektur yang hangat, nyaman, berhias (dekoratif), dan harmonis. Gaya ini hangat karena kebanyakan warna-warna yang digunakan adalah warna hangat seperti warna pastel,
terakota, serta kuning dan oranye. Karakter nyaman diperoleh dari kesan gaya yang homy (seperti di rumah) yang kental dari bentukbentuk yang tidak kaku dan luwes. Berhias dalam gaya arsitektur Mediterania berarti adanya hiasan-hiasan yang ragamnya sangat banyak, seperti kolom yang dihias dengan tonjolan-tonjolan, bingkai kusen di pinggir jendela dan pintu yang memberi kesan
mewah, dan sebagainya. Keharmonisan gaya arsitektur Mediterania dicapai melalui keselarasan penggunaan skema warna dan keselarasan gubahan geometri (bentuk dasar).

Pengaruh peradaban yang dimaksudkan dalam penjelasan ini berkaitan dengan peradaban-peradaban yang mengalami kejayaan di wilayah Mediterania dan memberi pengaruh bagi gaya arsitektur Mediterania di wilayah atau negara lain. Peradaban yang memiliki hubungan dengan perkembangan gaya arsitektur Mediterania di Indonesia hanyalah yang memiliki unsur-unsur bangunan dan unsur rupa yang secara prinsip menunjukkan kesamaan.

Pengaruh Spanyol
Spanyol terletak di sebelah barat laut Laut Mediterania. Spanyol tidak hanya memberi pengaruh pada perkembangan gaya arsitektur Mediterania di Indonesia, namun jauh sebelum itu, merupakan pengaruh yang menimbulkan bibit gaya arsitektur Mediterania di Amerika, tempat perkembangan gaya ini sebelum masuk ke Indonesia. Bangsa Spanyol menginvasi Amerika pada abed ke-16 dengan membawa serta pengaruh gaya arsitekturnya. Pengaruh ini diterima cukup baik dan disebut sebagai 'gaya arsitektur Mediterania (Mediteranian Architecture style)', yang berkembang pesat di daerah Florida dimana gaya ini dikenal sangat luas. Pada tahun 1920, di Florida terjadi pengenalan aliran Gothic, yang membuka jalan bagi pengaruh lain dari wilayah Mediterania untuk turut meramaikan perkembangan gaya ini.
Di Indonesia, gaya arsitektur Mediterania berkembang pesat. Pengaruh Spanyol dapat dilihat pada :
  • Genteng tanah liat berwarna terakota
  • Dinding yang diplester kasar
  • Lengkungan-lengkungan, terutama di atas pintu, jendela dan porch (beranda)Pintu yang diukir
  • Kolom atau pilar
  • Batuan yang diukir atau dihias Banyaknya pengaruh di atas disebabkan gaya arsitektur Mediterania memang awalnya diambil dari pengaruh arsitektur Gbr 15 : rumah tinggal bergaya arsitektur Mediterania di Indonesia Gambar 16 : hiasan floral yang berkembang di Timur-tengah, terutama di negara-negara Muslim
  • Spanyol yang berkembang pesat dengan masuknya pengaruh lain dari Yunani-Romawi, serta Timur-Tengah.

Pengaruh Timur-Tengah
Timur-Tengah mencakup Turki, Arab, Palestina dan Israel, dan negara-negara lain yang terletak di sebelah timur Laut Mediterania. Turki termasuk ke dalam Yunani- Romawi, sedangkan daerah-daerah seperti Arab, Palestina dan Israel memiliki jenis arsitektur yang khas dengan bangunan padang pasir dan bukit yang kering.
Pengaruh gaya bangunan di Timur- Tengah terhadap perkembangan aya Mediterania Indonesia tidak banyak, salah satu yang menonjol adalah hiasan floralnya yang memberi inspirasi bagi hiasan sulur sederhana. Hiasan sulur ini cukup banyak ditemukan pada bangunan bergaya arsitektur Mediterania di Indonesia, namun tidak dipakai sebagai unsure dekorasi utama, hanya memperkuat kesan gaya saja.

Pengaruh Yunani - Romawi
Letak geografis Yunani-Romawi dahulu terletak di wilayah Italia, Yunani dan Turki saat ini, yang terletak di sebelah utara Laut Mediterania. Peradaban Yunani-Romawi banyak menyumbangkan ide-idenya pada perkembangan gaya arsitektur Mediterania di Indonesia dengan bentuk-bentuk pilar yang kokoh, tympanum, architrave, unsur lengkung, lis profil, dan sebagainya. Bangunan di Yunani-Romawi kebanyakan dibuat dari susunan batu yang diukir dengan mewah, yang memberikan kesan berat atau masif. Kemasifan ini turut menunjang citra kekokohan dan kemewahan pada kejayaan Yunani-Romawi. Pengaruh lain adalah garisgaris lengkung yang menghiasi jendela dan pintu, yang menjadi unsur dominan dalam gaya arsitektur Mediterania di Indonesia.
Selain itu, Yunani-Romawi juga memberi pengaruh menggunakan balkon dan lis profil.

Gaya Arsitektur Mediterania
Gaya arsitektur Mediterania merupakan produk lokal atau biasa disebut dengan arsitektur Mediterania vernakular, yang terdapat pada beberapa negara di sepanjang pesisir laut Mediterania yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keadan iklim, geografi, kebudayaan lokal hingga unsure – unsur arsitektur Islam. Bangunan Mediterania yang berada di Italia sendiri juga tidak lepas dari unsur – unsur pembentuk yang meliputi unsure kebudayaan lokal Italia sendiri, keadaan geografis dimana Italia memiliki daerah pantai, daratan, serta daerah perbukitan. Faktor perbedaan lokasi ini pula yang membedakan bentuk bangunan Mediterania serta pola tatanan masa antara bangunan yang satu dengan yang lain / bangunan tetangga yang berada di tepi laut, dengan yang ada di tengah kota. Secara umum style rumah mediterania yang berada di Italia ini bisa dikenali dengan ciri berikut :
- Dinding eksterior berupa plesteran atau batu bata, plesteran secara tradisional dicet putih, krem, atau pink.
- Bentuk Atap datar , pelana dan sebagian besar berbentuk limas an biasanya Menggunakan genteng dengan warna merah, meski terkadang juga memakai warna hijau.
- Menggunakan bentuk lengkung untuk portico (entrance), jendela, serambi.
- Mempunyai bukaan pintu dan jendela yang lebar.
- Beberapa bangunan menggunakan railling besi seperti besi tempa yang digunakan pada balkon dan serambi bangunan.

Style arsitektur Mediterania, menawarkan keindahan (estetika) yang tidak biasa ditawarkan oleh banyak gaya arsitektur lain, karena gaya ini memang mengambil estetika sebagai ciri khas pembentuk gaya. Segala sesuatu yang dibangun ketika menggunakan gaya ini didasarkan pada apakah nantinya menunjang keindahan atau tidak, berdasarkan prinsipprinsip gaya arsitektur Mediterania. Bahkan konstruksi pun seringkali dibuat untuk menunjang estetika.
Mediterania, negeri dan wilayah pemberi pengaruh pada gaya Mediterania di Indonesia adalah yang memiliki nilai sejarah tinggi. Faktor yang perlu untuk diperhatikan pada gaya arsitektur Mediterania di Indonesia adalah kesesuaiannya dengan iklim. Sepanjang bangunannya tetap dapat menanggulangi iklim Indonesia yang panas dan basah, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Gaya arsitektur Mediterania kebanyakan cocok bagi orang Indonesia karena sifat gaya arsitektur yang cenderung berhias dan berornamen, sebagaimana tradisi yang telah diterapkan pada kebanyakan arsitektur tradisional Indonesia, berhias dan berornamen.
Gubahan tampilan muka (facade) pada perkembangan gaya Mediterania di Indonesia mengambil unsur-unsur gaya dari wilayah Mediterania dan menggunakannya dengan cara digubah kembali atau dipakai sesuai aturan aslinya.

Pada fasade rumah dengan gaya arsitektur mediterania di Indonesia ini bisa dikenali dengan ciri berikut :
  • Terdapatnya portico dengan bentuk lengkung pada bagian antar kolom.
  • Dinding eksterior berupa plesteran atau batu bata, dengan penambahan unsur batu alam pada bawah bangunan dan pada portico.
  • Bentuk Atap pelana dan sebagian besar berbentuk limasan dengan tritisan pendek yang dilengkapi kantilevel berhias list profil.
  • Menggunakan railling besi dengan dekorasi vegetasi yang digunakan pada balkon.
  • Terdapatnya unsur dekoratif berupa list profil yang menghiasi fasade.
list profil yang menghiasi fasade.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA KARYA ANDRA MATIN (PART 2)

KARYA KARYA  ANDRA MATIN (PART 2) Binus School Bekasi / Arsitek Andra Matin Text description provided by the architects.  Defined largely by...