Senin, 29 Desember 2014

Karya Frank Lioyd Wright



Frank Lloyd Wright lahir di Richland Center, Wisconsin pada 8 Juni 1867. Orang tuanya, William Cary Wright dan Anna Lloyd-Jones, awalnya bernama Frank Lincoln Wright dia, yang kemudian berubah setelah mereka bercerai. Ketika ia berusia dua belas tahun, keluarga Wright menetap di Madison, Wisconsin di mana ia menghadiri Madison High School. Selama musim panas menghabiskan di peternakan Paman James Lloyd Jones ‘di Spring Green, Wisconsin, Wright pertama mulai mewujudkan impiannya menjadi seorang arsitek. Pada tahun 1885, ia meninggalkan Madison tanpa menyelesaikan sekolah tinggi untuk bekerja untuk Allan Conover, Dekan University of departemen Teknik Wisconsin. Sementara di Universitas, Wright menghabiskan dua semester belajar teknik sipil sebelum pindah ke Chicago pada tahun 1887.
Di Chicago, ia bekerja untuk arsitek Joseph Lyman Silsbee. Wright merancang konstruksi bangunan pertama, kapel keluarga Lloyd-Jones, juga dikenal sebagai Kapel Persatuan. Satu tahun kemudian, ia pergi ke bekerja untuk perusahaan of Adler dan Sullivan, langsung di bawah Louis Sullivan. Wright diadaptasi pepatah Sullivan “bentuk mengikuti fungsi” untuk teorinya sendiri direvisi tentang “Bentuk dan Fungsi Apakah Satu.” Ini adalah keyakinan bahwa Arsitektur Sullivan Amerika harus didasarkan pada fungsi Amerika, tradisi bukan orang Eropa, suatu teori yang kemudian dikembangkan lebih lanjut Wright. Sepanjang hidupnya, Wright mengakui pengaruh sangat sedikit tetapi kredit Sullivan sebagai pengaruh utama pada karirnya. Sementara bekerja untuk Sullivan, Wright bertemu dan jatuh cinta dengan Catherine Tobin. Kedua pindah ke Oak Park, Illinois dan membangun sebuah rumah di mana mereka akhirnya membesarkan anak-anak lima mereka. Pada tahun 1893, Sullivan dan Wright mengakhiri hubungan bisnis mereka. Wright membuka perusahaan sendiri di Chicago, yang ia beroperasi di sana selama lima tahun sebelum mentransfer praktek ke rumahnya di Oak Park.
Frank Lloyd Wright disebut sebagai salah satu arsitek paling kenamaan di era modern, dengan karya lebih dari 300 desain rumah. Frank Llyord Wright juga menjadi arsitek yang dikagumi hingga sekarang oleh arsitek-arsitek lain. Saya mencoba mengupas dan belajar tentang arsitektur Frank Llyord Wright sekaligus menunjukkan beberapa kualitas desainnya yang mungkin bisa memberikan inspirasi.

Cita rasa arsitektur Frank Llyord Wright dimulai dengan permainan menyusun balok yaitu ‘Froebel Blocks” merupakan permainan dan metode pendidikan untuk anak-anak. Permainan ini kelak memberikan inspirasi pada intuisi spasial Frank Llyord Wright untuk karya-karyanya, Permainan ini mengajak anak-anak memahami ruang dalam skala kecil dengan menyusun balok-balok dalam berbagai bentuk, dalam hal ini mengasah kepekaan mereka akan konsekuensi ruang akibat penyusunan dan penataan balok. Pengalaman masa kecil Frank L. Wright seperti berpindah-pindah rumah, perceraian orang tua, serta bekerja di ladang milik pamannya boleh jadi turut memberikan pemahaman tentang kesatuan keluarga dan ‘arsitektur organis’ dengan bagian-bagian rumah yang merupakan metafora bagian-bagian tubuh manusia seperti jantung,
paru-paru, dan sebagainya yang memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Kesamaan dengan arsitektur ‘metabolism’ yang dikembangkan arsitek-arsitek Jepang pada masanya adalah bahwa bagian-bagian bangunan ini bekerja sama seperti mesin hidup dalam ‘arsitektur organis’. Pendidikan Frank L.Wright tidak lulus SMU, tapi mengikuti kursus atau magang arsitektur pada Sullivan-Adler architect sebelum akhirnya membuka kantornya sendiri.

Karya pertama Wright yaitu Rumah pribadinya di Oak Park illinois sudah menunjukkan kualitas desain yang dimiliki FL Wright dengan perpaduan garis bidang yang cukup menakjubkan. Dari luar atapnya terlihat memiliki kemiringan yang tajam dan sangat berbeda dari jenis arsitektur ‘Victorian’ yang berkembang saat itu sebagai jenis arsitektur yang digemari. Model ini bila dibandingkan dengan kondisi di Indonesia seperti jenis arsitektur baru yang menjadi pembanding perubahan mendasar untuk jenis arsitektur ‘umum’ seperti gaya arsitektur Klasik atau Mediterania.

Baik pada eksterior maupun interior design-nya, Frank L.Wright banyak bermain dengan unsur bidang dan garis dengan jenis arsitektur yang 'hangat' terlihat dari desain yang menyeluruh dari bentuk rumah, interior hingga perabot yang paling kecil seperti meja kursi, bentuk lampu, dan sebagainya. Hal yang paling menarik selain bentuk bangunan adalah penggunaan ornamentasi yang - disebut ataupun tidak - selaras dengan semangat 'art deco' yang belum diklaim sebagai gaya arsitektur yang cukup terorganisasi. Penggunaan dekorasi bervariasi dari berbagai dekorasi yang terinspirasi dari bentuk-bentuk dekorasi primitif seperti hiasan Aztec-Inca (ini menurut pengamatan pribadi saya).
Kekuatan utama arsitektur Frank L.Wright adalah 'craftmanship' atau pertukangan yang jenius, serta detail yang selaras dari bagian terbesarnya (bentuk rumah) hingga ke detail terkecilnya (perabot), membentuk kesatuan arsitektur dan interior yang terintegrasi dan custom made. Melihat pada bentuk arsitektur rumah desain Frank L. Wright bagi saya pribadi seperti sebuah 'furniture besar' daripada sebuah arsitektur rumah yang monumental tapi tanpa arti. Furniture dalam arti yang sangat 'liveable' atau nyaman ditinggali.

Pada desain denah bangunan, FL Wright menggunakan prinsip ‘arsitektur organis’ dengan bagian-bagian yang tumbuh dan menjalar dari sebuah rumah, dimana setiap bagian diibaratkan seperti organ tubuh yang saling membutuhkan satu sama lain. Pandangan Wright tentang pengaturan ruang berangkat dari statement arsitektur modern Louis Sullivan yang terkenal “Form follows Function” yang berarti bentuk mengikuti fungsi. Disempurnakan oleh Wright bahwa fungsi masing-masing bagian bangunan harus berinteraksi layaknya bagian tubuh. Salah satu konsekuensi prinsip ini adalah bahwa arsitektur modern memiliki tendensi untuk mengikuti fungsi tanpa memperhatikan estetika.

Namun Wright yang selalu ingin lebih maju dari masanya berpendapat bahwa fungsi harus dibarengi dengan estetika, dimana estetika ini menjadi jiwa dari sebuah ruang arsitektur. Terutama setelah mengamati arsitektur di Jepang yang pada saat itu merupakan salah satu inspirasi dari arsitektur modern, Wright memahami bahwa satu bangunan adalah kesatuan yang utuh dari bentukan paling besar hingga detail terkecilnya. Satu bangunan besar dengan estetika yang baik harus didukung oleh detail yang selaras, menjadi kesatuan dalam karya seni. Bila sebuah bangunan dari bentuk terbesarnya baik tapi saat dilihat detailnya memiliki estetika yang tidak selaras, maka masing-masing bagian itu tidak bisa menyatu dan berdiri sendiri-sendiri, dalam arti keseluruhan bangunan tidak menjadi satu kesatuan karya seni.

Prinsip keselarasan itu yang membuat bangunan Frank L.Wright terlihat konsisten dari bentuk terbesar hingga ke bentuk terkecilnya. Penggunaan geometri yang selaras membuahkan bangunan dengan detail ornamentasi yang selaras dengan konsep keseluruhannya. Konsistensi itu membuahkan karya yang selaras, tapi juga bisa diprediksi (sayangnya), dalam hal ini pengetahuan tentang material baru dan batas potensi penggunaan material dalam sistem konstruksi adalah ‘Cutting Edge’ atau inovasi dalam desain Frank L.Wright.
Karena itu Wright cenderung untuk memperhatikan detail dan potensi material, dimana ia banyak melakukan eksperimen dengan material baru untuk tetap melampaui masanya. Barangkali saat ini semua teknologi yang digunakan Wright dalam karyanya bisa kita pahami tapi saat itu boleh jadi bagi Wright adalah eksperimen yang selalu mendahului masanya. Tak heran bila banyak bangunan yang didesain FL Wright harus mengalami kerusakan, atap bocor, dak beton yang turun/ tidak kuat, dan sebagainya. Dalam hal ini Wright mengakui bahwa ia memang ingin mengetahui bagaimana material bisa didorong hingga potensi tertingginya untuk mencapai arsitektur yang diinginkannya. Keadaan ini seringkali menimbulkan kritik atas karya-karya Wright.

Salah satu keunggulan dari arsitektur Wright adalah caranya mengoptimalkan material dengan Craftmanship/pertukangan jenius dimana material yang hadir dengan cara biasa bisa didesain dengan cara luar biasa. Dengan cara ini arsitektur bisa hadir menjadi sesuatu yang lebih. Meskipun dipandang sebagai karya-karya fenomenal, karya Frank L.Wright seringkali tidak hadir dalam skala atau kondisi arsitektur yang ‘Monumental’, tapi dibuat dengan skala manusiawi dengan kelebihan bahwa arsitektur ini bisa disentuh, diraba, dilihat, dan didengar dalam skala manusia. Coba bandingkan dengan arsitektur monumental seperti desain Guggenheim Bilbao karya Frank Gehry, kita harus mengetahui konteks keseluruhan bangunan untuk mendapatkan ‘Sense of Aesthetic’ nya, tapi karya Frank L.Wright merupakan karya yang indah dari sisi skala yang sangat humanistic, hal ini selaras dengan ‘Le Modulor’ nya LeCorbusier.

Wright tertarik pada teori tentang desain perencanaan kota pada awal tahun 1900 dan terus berlanjut hinggah kematiannya. Pemikiran Wright tentang desain kota satelit (suburban) dimulai dengan artikel di Ladies Home Journal yang menampilkan “seri baru membangun model rumah suburban dengan biaya sedang /layak”.
Wright lebih dikenal sebagai arsitek organic,,suatu arsitektur yang dihasilkan murni dari konteks alami. Dan yang paling penting adalah hubungan antara tapak dan bangunan (dipengaruhi oleh pakar furnitur dan arsitek amerika Gustav Stickley) serta kebutuhan pelanggan. Prinsip-prinsip dari gaya arsitektur organik :
1. Kesederhanaan dan ketenangan
Prinsip ini berada dibelakang seni. Keterbukaan harus dimasukan kedalam struktur menjadi bentuk yang terpadu sehingga menjadi jenis dekorasi yang alami dan tenang. Detail dan dekorasi dikurangi dan bahkan fixtures,gambar dan mebel dalam struktur harus diintegrasikan.
2. Ada banyak gaya rumah
Prinsip ini memungkinkan ekspresi dari kepribadian masing-masing klien,walaupun rancangan wright selalu memberikan kontribusi yang signifikan.
3. Korelasi alam,topografi dengan arsitektur
Sebuah bangunan yang didirikan harus selaras dengan lingkungan di sekitarnya.
4. Warna alam
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembangunan harus selaras dengan warna alam.
5. Sifat bahan
Kayu harus seperti kayu dan batu bata harus seperti batu bata,warna dan tekstur mereka tidak boleh berubah.
6. Integritas rohani dalam arsitektur
Wright percaya bawah kualitas bangunan harus sejalan dengan kualitas manusia. Artinya bangunan harus memberikan sukacita dan suasana yang layak bagi penghuni. Hal ini menurutnya lebih penting dari banyak gaya.
Dalam proses perancangan Wright memfokuskan perhatian mulai dari hal yang besar sampai kepada rincian yang terkecil (termasuk detail furniture luar dan dalam,misalnya (perabot,karpet,jendela,pintu,meja,kursi,lampu hias,elemen perabot dll).Dia adalah seorang arsitek yang berpandangan bawah rancangan, pembuatan dan tujuan serta furniture dan benda-benda yang dipergunakan dalam bangunan adalah satu kesatuan dalam seluruh desain. Dalam mendesain rumah gaya Prairie ia menggunakan tema yang dikoordinasikan dengan elemen bangunan (biasanya berdasarkan bentuk tanaman) yang diulang dalam jendela,karpet dan perlengkapan lainnya). Ia selalu membuat inovasi baru dalam rancangannya. Seperti penggunaan bahan bangunan baru yang dibuat di pabrik : blok beton,kaca,batu bata dan seng cames untuk pencahayaan di jendela.

Wright juga merupakan salah satu arsitek yang merancang dan memasang listrik untuk pencahayan benda-benda, termasuk penggunaan lampu lantai yang menggunakan kap bulat (yang sebelumnya tidak dimungkinkan karena pembaasan pencahayaan fisik gas).
Sebagai konsekwensi dari kemajuan karirnya,Wright menggunakan mekanisasi dari industri kaca. Alasannya karena kaca sangat cocok dengan filosofi arsitektur organiknya, dan kaca dapat membuat orang melihat keluar rumah dan elemennya tetap terlindung. Pada tahun 1928, Wright menulis karangan yang berisi tentang perbandingan atau persamaan kaca dengan alam : termasuk danau,sungai dan kolam. Salah satu karya awal Wright yang menggunakan kaca adalah String Panes. Dengan memanfaatkan kaca,maka Wright berusaha untuk mencapai keseimbangan antara keringanan dari kaca dan kesolidan dinding yang keras.

Wright juga merupakan seorang yang menggunakan arsitektur guna mengatasi masalah di jamannya. Contohnya pada akhir abad ke-20 ketika pembantunya banyak yang malas atau absen dari pekerjaannya, maka Wright membangun rumah dengan rencana yang lebih terbuka sehingga ia dengan mudah dapat mengawasi pembantu yang bekerja.
Salah satu rancangan wright yang unik untuk rumah adalah tempat yang disediakan buat tamu. Karena menurutnya, selain sebagai property, agar tamu bisa menikmati keberadaan mereka, juga sebagai sarana agar para tamu yang datang tetap ingin tinggal disitu walaupun hanya satu atau dua malam. Contohnya rumah Louis Penfield di Ohio,rumah Haynes di Indiana,rumah Bernard Schwarts di Wisconsin,dan lain-lain.
Wright paling umum dikenal sebagai arsitektur organik, tetapi juga dikenal sebagai seorang pemimpin dan pendiri dari gerakan arsitektur gaya Prairie dan sekolahnya, dan juga sebagai orang yang mengembangkan konsep rumah Usonian.
Secara garis besar, maka hal-hal yang mempengaruhi rancangan dari Wright yaitu:
• Louis Sullivan (pada arsitektur organik, walaupun kemudian dikembangkannya lagi menjadi gaya prierie house))
• Alam :terutama bentuk,warna dan pola dari tumbuh-tumbuhan.
• Seni dan bangunan Jepang (ketika dia melihat replika di Kolumbia Exposition (1893) di Chicago dan juga selama perjalanannya ke Jepang)
• blok Frobel (ketika dia bermain dengan bentuk geometri yang disusun menjadi beberapa kombinasi sehingga membentuk tiga dimensi)
• lainnya adalah pada diri Wiener dan musik (terutama komposer Ludwig van Beethoven)
Selain pengaruh Wright dalam hubungan dengan arsitektur secara keseluruhan, maka Wright juga sangat berpengaruh bagi para arsitek dan seniman secara perorangan yaitu ketika mereka membantu dia di Taliesin. Yang kemudian membuat mereka semua menjadi arsitek dan seniman yang terkemuka seperti John Lautner,E.Fay Jones,Henry Clumb,dan Paolo Solery di bidang arsitektur dan Santiago Martinez Delgado dalam seni.
Pengaruh-pengaruh dari wright terhadap budaya atau bidang lain adalah:
• Desain dari rumah Hitchcock dalam film North By Northwest adalah berdasarkan gaya arsitektur Wright.
• Rekaman Simon dan Garfunkel dengan judul lagu“So Song, Frank Lloyd Wright” pada tahun 1970 di album Bridge Over Troubled Water.Art Garfunkel adalah longtime arsitektur.
• Pahlawan arsitek : Howard Roark dalam novel Ayn Rand yang secara luas dianggap berdasarkan pada kehidupan Wright.
• Sebuah versi Frank Lloyd Wright muncul dalam “Dan Simmons Hyperion Cantos.

KARYA-KARYA BESAR FRANK LIYOD WRIGHT

FALLING WATER
 
Falling water adalah rumah yang didesain pada tahun 1935 di barat daya pedesaan Pennsylvania, 50 mil sebelah tenggara Pittsburgh . Fallingwater didesain tahun 1936.
   
Denah Bangunan Falling Water, Bagian paling fenomenal dari rumah itu adalah ruang keluarga yang menjorok dan melayang di puncak air terjun.
Falling water karya Frank Lloyd Wright, Suara gemercik air yang berasal dari aliran air sungai di bukit Bear Run mengalunkan suara musik alami yang dapat terdengar di seluruh penjuru rumah. Bangunan yang kemudian terkenal dengan nama “Falling Water” itu dianggap sebagai adikarya Wright. 
Pada tahun 1991, Falling Water ditetapkan sebagai “The Best all-time work American architecture” oleh American Institute of Architects. Sementara itu National Geographic Traveler menetapkannya sebagai “Place of a Lifetime”. 
Frank Lloyd Wright menghadirkan sebuah karya arsitektur dengan pendekatan konsep dekat dengan alam. Dengan pemilihan lahan dan bahan bangunan yang apik, menyiratkan kesederhanaan dan penghargaan terhadap alam sekitar.
Bagian Luar Falling water karya Frank Lloyd Wright , Bahan bangunan (finishing) diambil dari quarry di sekitar lokasi secara selektif dan tidak merusak alam. Struktur bangunan dengan sistem cantilever (overhang) dengan bahan utama beton bertulang, sepintas tampak biasa, namun secara detail menunjukkan bahwa Falling Water dibangun dengan sistem struktur yang rumit dan sangat detail.
Garis horizontal dan vertikal yang kuat merupakan ciri khas Fallingwater          

Falling water adalah rumah yang didesain oleh arsitek Amerika Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 di barat daya pedesaan Pennsylvania , 50 mil sebelah tenggara Pittsburgh . Berusaha menghadirkan sebuah karya arsitektur dengan pendekatan konsep dekat dengan alam.Pemilihan lahan dan bahan bangunan secara apik menyiratkan kesederhanaan dan penghargaan terhadap alam sekitar. Bahan bangunan (finishing) diambil dari quarry di sekitar lokasi dengan eksplotasi yang bijak. Pemilihan struktur yang didominasi sistem cantilever (overhang) berbahan utama beton bertulang secara sepintas tampak biasa saja, namun kalau dilihat lebih detail menunjukkan bha Falling Water dibangun dengan sistem struktur yang rumit dan sangat detail.
 


 Bangunan ini ditetapkan sebagai National Historic Landmark di 1966. Pada tahun 1991, American Institute of Architects menunjukkan bahwa Falling Water adalah “The Best all-time work American architecture”. Sementara itu National Geographic Traveler menetapkannya sebagai “Place of a Lifetime”. 

  • Konsep Bangunan.
Memasuki kawasan falling water, kesan sederhana terdapat mulai di pintu masuk utama yang hanya di tandai dengan sebuah tiang batu, berlanjut ke bangunan pengelola museum yang di dominasi dengan bahan kayu, jalan setapak dan berujung pada falling water yang berdiri di bantaran sungai berbatu dengan sebuah air terjun kecil di depannya. Berdiri di hamparan hutan Oak dan Maple menjadi sebuah kesan harmoni tersendiri antara bangunan ddengan alam.
Falling Water dibangun dengan konsep desain yang tidak lazim pada saat itu, dimana F.L. Wright (yang banyak dipengaruhi budaya jepang) berusaha menghadirkan sebuah karya arsitektur dengan pendekatan konsep dengan alam, sangat kontras dengan arsitektur modern yang cenderung sinkron dengan lingkungan. Pemilihan lahan secara tepat dan bahan secara apik menyiratkan kesederhanaan dan penghargaan terhadap alam sekitar.
  • Konsep Bahan
Diambil dari quarry di sekitar lokasi dengan pemilihan struktur yang didominasi sistem cantilever(overhang) berbahan utama beton bertulang secara sepintas tampak biasa saja, namun kalau dilihat lebih detail menunjukkan bahwa falling water dibangun dengan sistem struktur yang rumit dan sangat detail. Masuk kedalam bangunan,akan tampak tonjolan bebatuan asli berukuran besar yang menunjukkan bahwa bangunan didirikan sangat menyatu dengan alam dalam arti yang sebenarnya dimana sangat sedikit dari bebatuan tebing sungai yang dirubah struktur aslinya. Banyak bukaan yang pada dinding dan atap juga menunjukkan konsep hemat energi (cahaya dan panas) yang sekarang ini menjadi isu global. Berada di kawasan terpencil yang cenderung middle of nowhere.
 Eksterior
 Interior
 Interior
Pintu masuk
 Kantilever, Selain ditetaopkan sebagai “The Best all-time work American architecture”, pada tahun 1966 bangunan ini juga ditetapkan sebagai National Historic Landmark, dan oleh National Geographic Traveler ditetapkan sebagai “Place of a Lifetime”.
Sejak tahun 1963, Falling Water beserta seluruh isinya oleh keluarga Kaufmann Jr. diserahkan kepada Western Pennsylvania Conservacy untuk dijadikan museum sebagai penghargaan atas karya arsitektur Frank Lloyd Wright. Meskipun lokasinya terpencil di Pennsylvania (2 jam berkendara dari Pittsburgh), tercatat lebih dari 120.000 pengunjung setiap tahun.
ROBBIE HOUSE
Salah satu bagian rumah rancangan Frank Lloyd Wright: Robbie HousePicture by Lorena Fernandez on Flickr, used under CC lisence

Wright mengakui bahwa ia memang ingin mengetahui bagaimana material bisa didorong hingga potensi tertingginya untuk mencapai arsitektur yang diinginkannya.

Salah satu keunggulan dari arsitektur Wright adalah caranya mengoptimalkan material dengan craftmanship / pertukangan jenius dimana material yang hadir dengan cara biasa bisa didesain dengan cara luar biasa. 
 
LeModulor oleh LeCorbusier, skala manusia menentukan tingkat kenyamanan bangunan, bila bangunan memperhatikan skala manusia dalam arti tidak terlalu besar atau kecil untuk manusia, serta ergonomis maka biasanya merupakan desain yang nyaman dipakai seperti baju (dewasa ini bangunan-bangunan banyak yang tidak selaras dengan p
rinsip ini)


MUSEUM GUGGENHEIM

          The Solomon R. Guggenheim Museum yang berlokasi di Upper East Side Manhattan, New York, adalah rumah bagi sejumlah besar koleksi karya seni impresionis, post-impresionis, dan kontemporer, selain menjadi host pameran-pameran spesial dan event-event seni kontemporer yang diadakan sepanjang tahun.
          Museum tersebut didirikan oleh Yayasan Solomon R. Guggenheim pada 1939. Nama ‘Guggenheim’ sendiri diadopsi pasca meninggalnya sang pendiri pada 1952. Sebelum itu dia memakai nama the Museum of Non-Objective Painting.
         Arsitek Frank Lloyd Wright mendesain gedung museum Guggenheim tersebut, menggantikan bangunan sewaan yang selama ini digunakan. Gedung baru rancangan Wright dibuka pada 21 Oktober 1959.
        Desain bangunan Museum Guggenheim yang tidak konvensional, berbentuk silindris dengan bagian puncak lebih lebar daripada dasarnya, memberinya tabal sebagai “temple of spirit”. Interior gedung sendiri memberi ruang pamer unik bagi benda-benda koleksi museum berupa galeri yang berbentuk jalur spiral, berputar menurun, memanjang dari atap gedung hingga mencapai lantai dasar.
          Koleksi Museum Guggenheim New York bertambah secara organis selama empat dekade, dari yang semula hanya beberapa koleksi pribadi Solomon R. Guggenheim menjadi koleksi yang lebih ekstensif. Museum tersebut saling berbagi koleksi dengan ‘saudara’-nya, Museum Guggenheim di Bilbao, Spanyol.
        Kini, bangunan Museum Guggenheim New York rancangan Frank Lloyd Wright dianggap sebagai salah satu landmark arsitektur terpenting abad 20. Beberapa upaya renovasi dan ekspansi dilakukan, yakni pada tahun 1992 – 1993, dan pada tahun 2005 – 2008.
         Frank Lloyd Wright dilahirkan dengan nama Frank Lincoln Wright di kota pertanian Richland Center, Wisconcin, Amerika Serikat pada tanggal 8 juni 1867 dan wafat pada tanggal 9 april 1959. Dari pasangan William Carey Wright dengan Anna Lloyd Jones .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA KARYA ANDRA MATIN (PART 2)

KARYA KARYA  ANDRA MATIN (PART 2) Binus School Bekasi / Arsitek Andra Matin Text description provided by the architects.  Defined largely by...