Jumat, 26 Desember 2014

Teori Arsitektur Ruang & Proporsi

TEORI ARSITEKTUR

Beberapa sudut pandang, di antarannya:
1.
Luis I. Kahn, arsitektur adalah pemikian yang matang dalam pembentukan ruang.
2. Le Corbusier, arsitektur adalah penataan beberapa massa yang dengan hebat, tepat dan baik sekali digabungkan dengan .
3. William Wayne Caudill, bentuk dan ruang adalah bukan arsitektur. Arsitektur terjadi hanya bila seseorang sedang mengalami atau menikmati bentuk dan ruang tersebut

KESIMPULAN 1 : Arsitektur adalah pemikiran matang tentang konsep ruang dan tata massa yang digabung dengan cahaya menghasilkan efek persepsi secara spiritual.
Arsitektur adalah fisik dan roh.
Fisik : Wadah tempat manusia hidup yang didalamnya meliputi pemikiran bentuk tata ruang, bentuk tata massa, bentuk fisik bangunan, sedangkan Roh : adalah persepsi spiritual ketika seseorang melihat atau masuk dalam fisik arsitektur.

TEORI RUANG

1. Pemikiran ruang dari Lao Tzu
Konsep filosofinya : yang tidak ada adalah yang utama/pokok yang dijadikan bisa diraba dalam bentuk wadah.
2. Pemikiran ruang dari Plato
Konsep filosofinya, ialah barang nyata itu bisa dilihat, diraba dan yang ada. Falsafah Plato banyak dilakukan melalui ungkapan fisik dari arsitektur dikenal dengan adanya proporsi

Unsur pembentuk ruang dan bentuk adalah : PROPORSI

TEORI PROPORSI
1. Fransesco Giorgi (1925) : Proporsi adalah ratio mathematic/ratio harmonic
 
2. Palladio : Proporsi adalah perbandingan lebar, tinggi, dan panjang. harmonic proportion, adalah: 1) Bentuk bulat; 2) Segi empat (berarti ada perbandingan yang sama antara lebar dan panjang); 3) Diagonal 1:V2 ; 4) 3:4; 5) 2:3; 6) 3:5; 7) 1:2
3. Pitagoras, menggariskan angka pertama karena angka 3 itu mempunyai satu bilangan di depan, satu bilangan di tengah dan satu bilangan di belakang. Kalau kita tidak bisa bandingkan itu, maka kita tidak bisa mencapai keharmonisan. Hukum tradisional Pitagoras adalah:

 
Rumus-rumus ini adalah rumus harmonic proportion. Ada satu rumus proporsi yang disebut rumus-rumus proporsi, ialah:

 
Harmonic proportion banyak yang menggunkan pada waktu itu. Ketiga rumus itu sangat dogmatis diikuti oleh semua seniman, baik seni lukis maupun arsitektur semua menggunakan rumus di atas. Sebagai contoh visual, perimbangan yang menyenangkan untuk dilihat dan disebut indah oleh bangsa Yunani dahulu, ialah bentuk empat-persegi dan elipse. Masing-masing mempunyai proporsi 1:1,6 atau kalau dijadikan angka bulat 3:5, perimbangan ini terkenal dengan nama Golden Ratio (perbandingan keemasan).

Penerapan teori proporsi menurut perbandingan keemasan

kita dapat menggunakan proporsi berbeda dari bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dari ruang pun bisa kita lihat, di antaranya: 1) panjang, lebar, dan tinggi; 2) lobang terhadap dinding; dan 3) massif dan transparan. Ini merupakan suatu ancang-ancang bahwa proporsi itu tidak perlu
absolute, proporsi itu seyogyanya relative. Sebagai patokan untuk perancangan arsitektur dengan perbandingan bilangan 1:1,618.

Kesimpulan :
Golden rasio : 1:1,618 atau 3:5
proporsi : rasio HARMONI yang sifatnya RELATIVE dan terukur.
Meliputi : rasio panjang-lebar-tinggi, massif-transparan, tekstur kasar-halus, bidang warna, bidang datar, massa ruang dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA KARYA ANDRA MATIN (PART 2)

KARYA KARYA  ANDRA MATIN (PART 2) Binus School Bekasi / Arsitek Andra Matin Text description provided by the architects.  Defined largely by...